Selain itu, pemeriksaan teknis terhadap kendaraan menunjukkan bahwa meskipun sistem pengereman berfungsi, kondisi jalan yang basah serta perbedaan gaya gesekan menyebabkan kendaraan kehilangan kontrol saat melakukan pengereman.
Kemudian, faktor yang berkontribusi terhadap kematian dan cedera berat adalah truk trailer sudah sulit untuk dikendalikan.
Diperlukan waktu dan lintasan panjang untuk mengembalikan posisi simetris traktor dan trailer atau mengkoreksi jackknifing.
Teori umum yang dilakukan adalah pengemudi harus melepaskan remnya. Apabila pengemudi tidak panik, salah satunya dengan melakukan pengereman hanya pada trailer dan tidak menggunakan service brake.
Akhirnya saat itu, truk trailer yang melaju dengan kecepatan sekitar 70 kilometer per jam di jalur kanan tidak dapat menghindari tabrakan dengan kendaraan di depannya yang sedang melambat akibat penyempitan jalur.
Investigasi lebih lanjut juga menemukan bahwa jalur penghentian darurat (JPD) di KM 92+600 B memiliki sudut masuk yang terlalu besar dan menyulitkan kendaraan besar untuk masuk ke jalur tersebut saat dalam kondisi darurat.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR