"Jadi, pergerakan tanah ini dari polanya sudah terlihat, dan untuk penanganan jangka pendek juga, kan, pasti ada evaluasi, kalau sekiranya berbahaya akan ditutup, tetapi kondisi sekarang masih memungkinkan untuk dilewati meski hanya satu lajur," kata Sony Sulaksono Wibowo.
Namun, pihaknya mengakui, tidak dapat memprediksi penanganan jangka pendek tersebut akan bertahan berapa lama, dan berharap stakeholder terkait segera menanganinya secara lebih lanjut demi keamanan dan kenyamanan pengendara.
Ia mengatakan, permasalahan pergerakan tanah di ruas Tol Cisumdawu diprediksi sejak awal pembangunannya, karena terdapat permasalahan air tanah yang cukup tinggi, dan ditambah perubahan kondisi di atasnya.
Sony menyampaikan, berdasarkan informasi yang diterimanya dalam waktu dekat akan dilakukan pengkajian mengenai pergerakan tanah di KM 177 Tol Cisumdawu untuk menentukan langkah penanganan jangka panjangnya.
"Penanganan jangka panjangnya bisa menggunakan sumber pompa, penguatan lereng, dan lainnya. Saya enggak terlibat dalam kajian tersebut, sekadar tahu saja, karena sebagai dosen teknik sipil harus mengikuti perkembangannya," ujar Sony Sulaksono Wibowo.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR