Namun kesan modern tetap terlihat karena sudah pakai lampu LED, serta ada aksen krom di bagian atasnya yang menambah aura mewah.
Girono+ ini juga dibekali pelek 12 inci seperti Stylo 160, namun dengan desain palang pelek yang beda.
Bicara teknologi, Honda Giorno+ juga tak kalah dengan Stylo 160 karena ternyata motor ini lengkap juga fiturnya.
Mulai dari panel instrumen full digital, ada USB power outlet, Idling Stop System, serta sudah Smart Key pula.
Bahkan soal kepraktisan dan kemampuan akomodasi Giorno+ lebih juara.
Setidaknya itu terlihat dari kapasitas volume bagasinya yang mencapai 30 liter, dibanding Stylo yang cuma punya 16,5 liter.
Selain itu lubang tangki bensin Giorno+ juga berada di dek depan, sehingga tak perlu buka jok saat isi bensin.
Soal irit-iritan BBM juga Giorno+ lebih baik karena diklaim bisa menempuh 47 km per liter, dibanding Stylo 160 yang klaimnya hanya 45 Km per liter.
Artinya sekali isi full BBM di tangkinya yang mencapai 5,4 liter, Giorno+ bisa diajak melaju sejauh 253,8 Km.
Namun, lebih iritnya BBM Giorno+ ini sudah pasti akibat mesinnya yang juga lebih kecil dari Stylo 160.
Dengan mesin 125 cc SOHC berpendingin cairannya, power yang bisa dikailnya cuma sampai 11,38 dk di 8.750 rpm, dengan torsi 11,6 Nm pada 5.250 rpm.
Angka segitu jelas jauh dengan mesin 160 cc Stylo yang mampu menghasilkan tenaga sampai 15,15 dk pada 8.500 rpm dan torsinya 13,8 Nm di 7.000 rpm.
Meski begitu, Honda Giorno+ ini tetap menarik ya, apalagi kalau juga dijual di Indonesia dan mengisi segmen matic retro 125 cc-nya Honda yang memang masih kosong.
Jadi kalau merasa kurang dengan Scoopy tapi kemahalan beli Stylo 160, harusnya Giorno+ bisa jadi opsi yang pas bukan?
Bicara harganya, kalau di Filipina Honda Giorno+ dijual seharga 101.900 Peso Filipina, atau setara dengan Rp 30 jutaan.
Tentu kalau memang dijual di Indonesia, harga segitu wajib diturunkan biar lebih murah dari Stylo 160 yang harganya juga sudah Rp 28 jutaan hingga Rp 31 jutaan.
Jadi gimana menurut Sobat GridOto, seandainya motor ini dijual di Indonesia cocoknya ada di harga berapa?
| Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR