“Di B2B itulah sebenarnya subsidi atau tidak subsidi tidak berlaku. Jadi di situ sebenarnya ada kegairahan yang terjadi. Saya berharap anggaran dari Kementerian maupun BUMN untuk motor listrik segera diimplementasikan,” katanya.
Senada dengan hal tersebut, Chief Executive Officer PT Swap Energi Indonesia, Irwan Tjahaja mengatakan, saat ini produksi pabrik masih berjalan hanya saja dilakukan penyesuaian.
“(Saat ini) dari produsen saya bilang 90 persen B2C mati. Ya sekarang mau fokus B2B saja, karena B2B memang dari awalnya kan memang enggak ada subsidi,” ujar Irwan, mengutip Kompas.com.
Irwan mengakui, penjualan motor listrik di sektor niaga mengalami peningkatan pada awal 2025.
Hal ini berbanding terbalik dengan motor listrik retail yang anjlok signifikan.
“B2B lumayan ada peningkatan. Dibanding tahun-tahun lalu ya mungkin (naik) sekitar 50 persen. Fokusnya diarahkan ke sana saja. B2C hampir enggak ada,” ucap Irwan.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR