Keunikan utamanya adalah meski tiga pembalap KTM mendominasi top speed, penampilan ketiganya malah kurang maksimal akhir pekan lalu.
Justru Maverick Vinales yang menjadi bintang KTM meski akhirnya podiumnya dibatalkan, hanya menduduki peringkat ke-11 dengan 350,6 km/jam.
Ini menjadi bukti top speed memang bukan segalanya, karena banyak faktor lain dari motor yang membuat pembalap tampil kencang saat mengitari trek.
Namun demikian tetap saja, kecepatan maksimal ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dibanding-bandingkan.
Sedangkan di tiga trek lain, pabrikan asal Austria tersebut juga mendominasi catatan top speed motor meski tidak selalu di peringkat teratas.
Misalnya saja di Buriram, di mana Vinales, Binder, Bastianini menghuni ranking 2, 3 dan 4 dalam urusan top speed dengan 334,4 km/jam, 334,3 km/jam dan 333,3 km/jam.
Ranking 1 top speed di Chang International Circuit dihuni oleh Pecco Bagnaia, yang mencatatkan 335,4 km/jam.
Kemudian Argentina, Brad Binder berhasil menjadi jawara top speed dengan 349,4 km/jam, lalu Pedro Acosta di peringkat ke-3 dengan 343,5 km/jam.
Di Austin aktornya adalah Marco Bezzecchi dengan 344,7 km/jam, disusul Brad Binder dan Pedro Acosta dengan catatan sama yakni 343,5 km/jam.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
| Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR