GridOto.com - Baru ngerti, ternyata ini alasan utama mesin Volvo XC90 facelift itu memiliki teknologi twincharger.
Volvo XC90 facelift merupakan salah satu mobil baru Volvo yang sudah mendapatkan teknologi plug-in hybrid Recharge di Indonesia.
Teknologi plug-in hybrid Recharge pada Volvo XC90 menawarkan keseimbangan antara efisiensi dan tenaga.
Nah pada XC90 terbaru, teknologi Recharge atau Drive-E yang disematkan merupakan varian flagship T8 AWD.
Tidak cuma XC90, sistem PHEV T8 ini juga sempat digunakan di beberapa mobil Volvo flagship lain seperti V90 dan S90 dan juga XC60, V60, dan S60.
Baca Juga: Cocok Buat Stealth Wealth, Tiga Fitur Ini Buktikan Mewahnya Volvo XC90
Salah satu keunikan sistem Recharge T8 adalah mesinnya yang mendapatkan sematan induksi paksa twincharge.
Buat yang belum tahu, twincharge itu adalah teknologi induksi paksa yang memadukan turbocharger dan supercharger dalam satu mesin.
Bisa dibilang sistem ini cukup 'rare' karena pemakainya sedikit. Paling terkenal, sistem ini diadopsi pada Lancia Delta S4.
Dalam konteks hybrid, kombinasi turbocharger dan supercharger pada mesin sebenarnya agak 'overkill' mengingat adanya motor listrik yang mampu membantu performa di putaran rendah.
Hanya saja goal utama Volvo dalam mewujudkan kombinasi T8 itu ingin menyamai tenaga dan torsi mesin enam silinder atau delapan silinder.
Baca Juga: Jangan Ketipu Tampang Kalem, Performa Volvo XC90 Bisa Sebuas Ini
Tambahan konteks, XC90 pernah mendapatkan mesin V8 4.414 cc buatan Yamaha yang tenaganya 311 dk dan bertorsi 441 Nm.
Bayangkan dengan turbo dan supercharger, mesin empat silinder 1.969 cc pada XC90 terbaru bisa melontarkan 316 dk dan torsi 400 Nm.
Belum lagi adanya supercharger dan turbocharger yang bekerja secara sekuens memungkinkan mesin mungil tersebut mengeluarkan torsi dari 2.200 RPM hingga 5.400 RPM.
Alhasil ketika kami coba tipis-tips, XC90 terbaru tetap memiliki akselerasi menghembus layaknya karakter mesin V8.
| Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR