GridOto.com - Toyota Indonesia mengungkapkan bahwa pengembangan mobil hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) juga akan menyasar kendaraan komersial.
Saat ini Toyota sudah memiliki forklift FCEV, serta akan mengembangkan truk berbasis hidrogen untuk keperluan di sektor industri.
Indra Chandra Setiawan, Engineering Management Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan, bahwa pengembangan mobil hidrogen ini merupakan wujud strategi Multi-Pathway Toyota.
Yang mana untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060, Toyota menyediakan beragam pilihan mobil ramah lingkungan.
Tidak terbatas pada kendaraan elektrifikasi berbasis baterai, tapi juga studi untuk segera menjual kendaraan hidrogen.
"Kami coba berusaha dengan partner mempivoting teknologi hidrogen ini, bisa gak fokus ke heavy duty yang sama sekali belum tersentuh. Jadi, di tahun 2023-2024 kami mulai introduce truk di Thailand untuk mereduce heavy duty vehicle emission," ujar Indra di Karawang, Jawa Barat, Senin (15/4/2025).
Adapun untuk mobil hidrogen di segmen kendaraan penumpang, sejauh ini Toyota masih melakukan studi lebih lanjut sebelum menjualnya di pasar Tanah Air.
Dalam tahap ini, Toyota menggunakan mobil berbasis hidrogen Mirai generasi pertama dan kedua.
Tidak hanya sebatas pada kendaraannya, Toyota telah membangun Hydrogen Refueling Station (HRS) di Karawang, sebagai infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen.
Baca Juga: Spesifikasi Toyota Mirai di GJAW 2024, Colok 5 Menit Tempuh 800 Km
Dengan berbagai persiapan ini, Toyota optimis bisa mulai menjual mobil hidrogen pada 2030 mendatang.
Pada tahun tersebut, harapannya proses pembangungan insfrastruktur FCEV di beberapa wilayah sudah rampung.
Sementara itu, Hary Devianto, dari asosiasi Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE) menyatakan, teknologi hidrogen punya keunggulan dibandingkan mobil berbasis baterai.
"Kalau dari sisi untuk angkutan berat truk heavy duty, (hidrogen) pasti menang. untuk long distance (jarak jauh) pasti menang," ujar Hary yang juga menjabat sebagai Head of Department of Chemical Engineering Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ia menyampaikan, tantangan saat ini adalah bagaimana membuat harga bahan bakar hidrogen bersaing dengan yang lain.
"Jadi target harga bahan bakar hidrogen itu 1 dolar untuk 1 kg. Sekarang 1 kg bahan bakar hidrogen masih di harga Rp 5 sampai 10 dolar," jelas Hary.
Sedangkan dari hasil uji coba di kendaraan FCEV, 1 kg bahan bakar hidrogen bisa menempuh jarak 100 km.
"Jadi kalau harga bahan bakar hidrogen ini bisa ditekan ini sangat bersaing dan bisa jadi pilihan kendaraan 0 emisi untuk konsumen di Indonesia," pungkasnya.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR