Masih mengutip sumber yang sama, pada 2023 total ekspor produk otomotif Indonesia ke AS berada di angka USD 280,4 juta atau setara Rp 4,64 triliun (kurs 16.600).
Sepanjang 2019-2023, pertumbuhan rata-rata ekspor produk otomotif ke AS sebesar 11 persen.
Bhima mengatakan pertumbuhan bisa jadi negatif begitu ada kenaikan tarif yang luar biasa seperti sekarang ini.
Sebab, adanya tarif ini akan membuat konsumen AS menanggung harga pembelian kendaraan yang lebih mahal, yang berujung pada penjualan kendaraan bermotor turun di AS.
Dengan penjualan kendaraan bermotor di AS yang menurun, produsen otomotif Indonesia tidak akan semudah itu berpindah ke pasar domestik karena spesifikasi kendaraan dengan yang diekspor berbeda.
"Imbasnya layoff dan penurunan kapasitas produksi semua industri otomotif di dalam negeri," ujar Bhima.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR