Menurut Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi dari ITB Bandung, cara kerja alat ini adalah menduplikasi pembakaran dalam mesin kendaraan.
"Sehingga bisa membuktikan ketahanan bahan bakar terhadap knocking," ucap pria yang akrab disapa Yus ini.
Setelah pengujian dilakukan, hasil yang keluar akan dijadikan acuan untuk proses berikutnya, yaitu melakukan bongkar muat dari kapal ke terminal BBM.
Bukan cuma itu, pengujian juga kembali dilakukan saat BBM pertama kali tiba di SPBU.
Menurut Ahmad Khaerudin, Quality Control SPBU COCO Abdul Muis, Jakarta, 31.102.02 Pertamina, produk BBM yang baru datang di SPBU wajib dilakukan pengecekan sebelum dibongkar.
Adapun pengecekan ini dilakukan saat BBM masih berada di truk tangki, sebelum masuk ke tangki SPBU.
"Setiap ada penerimaan, kami selalu melakukan pengecekan, memastikan bahwa bahan bakar yang kami pesan itu sudah sesuai dengan speknya dari Ditjen Migas," ujarnya.
Ahmad juga menjelaskan, pengecekan yang dilakukan meliputi beberapa tahapan, mulai dari kesesuaian dokumen hingga spesifikasi bahan bakar.
"Kami cek dulu dokumennya, memastikan bahwa bahan bakar ini sesuai dan tidak salah alamat. Terus kami cek secara kualitas ambil sampel, dan cek densitas (kepadatan bahan bakar minyak menggunakan alat ukur)," papar Ahmad.
Baca Juga: Ada Prosedurnya, Begini Proses Sebelum BBM Turun dari Mobil Tangki
Selanjutnya, ketika semua sudah sesuai BBM baru bisa masuk tangki pendam yang ada di SPBU.
Tidak berhenti di situ, sebelum BBM dijual ke konsumen masih ada satu tahap pengecekan lagi yang harus dilakukan.
"Besok paginya kami cek densitas lagi sebelum didistribusikan ke konsumen untuk memastikan bahwa BBM masih on spek," katanya.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR