Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Jangan Sembarangan Isi BBM Pas Mudik Lebaran 2025, Begini Ilmu Mahal dari Pakar

Naufal Shafly - Sabtu, 22 Maret 2025 | 18:00 WIB
Ilustrasi Mudik Lebaran tahun 2024
Kompas.com
Ilustrasi Mudik Lebaran tahun 2024

GridOto.com - Musim mudik Lebaran 2025 sebentar lagi akan datang, sebagian besar pemudik sudah mempersiapkan kendaraannya agar nyaman dipakai sebelum menempuh perjalanan jauh.

Salah satu hal yang patut diperhatikan saat mudik Lebaran 2025 adalah penggunaan bahan bakar.

Sebab, banyak pemilik mobil yang belum tahu bahwa kendaraan harus diisi dengan BBM sesuai rekomendasi pabrikan.

"Setiap mesin memiliki rasio kompresi yang berbeda-beda. Jadi harus diisi dengan BBM yang sesuai rekomendasi pabrikan," ucap Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ambil contoh, mesin dengan rasio kompresi 9:1 sampai 10:1, cocoknya pakai bensin oktan 90.

Kemudian untuk rasio kompresi mesin 10:1 sampai 11:1, dianjurkan pakai bensin minimal oktan 92.

Lalu rasio kompresi mesin 11:1 sampai 13:1, sebaiknya pakai bensin dengan oktan 98.

Lantas, apa dampaknya jika BBM yang diisi memiliki RON lebih rendah dari rekomendasi pabrikan?

“Mobil dapat mengalami knocking atau ngelitik," ucap pria yang akrab disapa Yus ini kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Baca Juga: BBM Ternyata Perlu Banyak Vitamin, Ini Maksud dan Fungsinya

Hal ini dikarenakan proses pembakaran di ruang bakar tidak sempurna.

BBM tersebut sudah habis terbakar sebelum mesin mencapai kompresi maksimalnya.

Dampak lainnya, mobil akan kehilangan performa atau tenaga, serta konsumsi BBM menjadi lebih boros.

"Sebab, untuk mendapatkan power, pengemudi akan menekan gas lebih dalam," sebutnya.

Untuk jangka panjang, pembakaran yang tidak sempurna itu menimbulkan penumpukkan kerak di ruang bakar.

"Kerak ini kalau tidak dibersihkan lama-lama akan merusak mesin," bilang pria yang menamatkan doktoral di Jerman ini. 

Lantas, bagaimana kalau BBM yang diisi memiliki RON lebih tinggi dari rekomendasi pabrikan?

Menurut Yus, hal ini juga tidak baik untuk mesin.

Sebab, RON yang terlalu tinggi menyebabkan mesin tidak bisa membakar BBM dengan sempurna.

Baca Juga: Diawasi Ketat ESDM dan Lemigas, Pertamina Jamin Kualitas BBM Sesuai Standar

Efeknya, akan ada sisa BBM yang tidak terbakar sempurna.

"Sisa BBM yang tidak terbakar itu bisa masuk ke komponen mesin dan bercampur dengan oli mesin," tukasnya.

Hal itu tentu saja dapat membahayakan komponen mesin, apalagi jika bahan bakar yang tecampur makin lama makin menumpuk.

"Makanya lebih baik ikuti saja anjuran dari pabrikan. Karena kan mereka lebih tahu setting engine management dari mesin tersebut seperti apa, kompresinya seperti apa, dan lain-lainnya," imbuhnya.

Editor : Hendra

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa