Hal ini dikarenakan proses pembakaran di ruang bakar tidak sempurna.
BBM tersebut sudah habis terbakar sebelum mesin mencapai kompresi maksimalnya.
Dampak lainnya, mobil akan kehilangan performa atau tenaga, serta konsumsi BBM menjadi lebih boros.
"Sebab, untuk mendapatkan power, pengemudi akan menekan gas lebih dalam," sebutnya.
Untuk jangka panjang, pembakaran yang tidak sempurna itu menimbulkan penumpukkan kerak di ruang bakar.
"Kerak ini kalau tidak dibersihkan lama-lama akan merusak mesin," bilang pria yang menamatkan doktoral di Jerman ini.
Lantas, bagaimana kalau BBM yang diisi memiliki RON lebih tinggi dari rekomendasi pabrikan?
Menurut Yus, hal ini juga tidak baik untuk mesin.
Sebab, RON yang terlalu tinggi menyebabkan mesin tidak bisa membakar BBM dengan sempurna.
Baca Juga: Diawasi Ketat ESDM dan Lemigas, Pertamina Jamin Kualitas BBM Sesuai Standar
Efeknya, akan ada sisa BBM yang tidak terbakar sempurna.
"Sisa BBM yang tidak terbakar itu bisa masuk ke komponen mesin dan bercampur dengan oli mesin," tukasnya.
Hal itu tentu saja dapat membahayakan komponen mesin, apalagi jika bahan bakar yang tecampur makin lama makin menumpuk.
"Makanya lebih baik ikuti saja anjuran dari pabrikan. Karena kan mereka lebih tahu setting engine management dari mesin tersebut seperti apa, kompresinya seperti apa, dan lain-lainnya," imbuhnya.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR