GridOto.com - Sosok wali kota berikut ini patut ditiru oleh kepala daerah lain.
Dengan lantang, Ia menolak jatah mobil dinas baru seharga Rp 3 miliar. Dan lebih memilih menukarkannya untuk beli gerobak sampah.
Sosoknya yaitu Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo.
Menurut Hasto, efisiensi angggaran diaplikasikan pemerintah daerah dengan memprioritaskan program-program urgent.
Kebijakan yang dilakukan oleh Wali Kota Yogya ini selaras dengan pemerintah pusat yang menggunakan anggaran secara efektif dan efisien.
Menolak anggaran Rp 3 miliar, Hasto menilai mobil dinas saat ini masih berumur 4 sampai 5 tahun, dan masih layak untuk digunakan.
Dia berpendapat, anggaran untuk mobil dinas baru senilai Rp 3 miliar lebih baik diperuntukkan untuk gerobak sampah.
"Anggarannya (pengadaan mobil dinas) kan bisa sampai Rp 3 miliar untuk saya dan pak wakil. Itu lebih baik kita pakai untuk bikin gerobak sampah," ujarnya ditemui sesuai serah terima jabatan di Balai Kota Yogyakarta, (3/3/25) melansir Kompas.com
Mantan Bupati Kulon Progo ini mengatakan, dengan anggaran sebesar Rp 3 miliar akan direfocusing pada perubahan dan digunakan untuk membuat 600 gerobak sampah.
Pihaknya pun sudah menghitung, untuk membuat gerobak sampah menyasar sekitar 600 RW di Kota Yogyakarta, dibutuhkan anggaran lebih kurang Rp 3 miliar, dengan harga per unit Rp 5 juta.
"Ngapain saya dibelikan mobil dinas wong mobil dinas yang lama masih bagus, ngapain dibelikan mebel baru gak usah mebel lama masih ada. Itu juga bisa untuk sampah (menangani)," ucapnya.
Lanjut dia, pemerintah pusat mencanangkan efisiensi anggaran pada semua lini dan di Kota Yogyakarta sampah menjadi fokus perhatian.
Sebelumnya dalam menangani sampah Satpol PP Kota Yogyakarta membentuk posko pemantau rahasia untuk mengawasi praktik pembuangan sampah liar.
Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat, menjelaskan bahwa lokasi posko tersebut dirahasiakan agar masyarakat tidak mengetahui keberadaannya secara pasti.
"Lha itu posko untuk memantau pembuang sampah liar. Kalau dikasih tahu lokasinya, nanti masyarakat berpikir, 'Oh di situ ada pos, aku buang di sana aja'," ungkap Octo, (27/2/25).
Octo menambahkan bahwa posko rahasia ini tersebar di berbagai titik di kota.
| Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
KOMENTAR