"Sedangkan, kalau pakai alat ukur oktan portabel itu biasanya hasilnya tidak akurat dan berbeda dengan yang ada di CFR," ucap pria yang akrab disapa Yus tersebut, dikutip dari video Youtube Pertamina.
Lantas, kenapa hasil yang keluar dari CFR dan alat ukur oktan portabel bisa berbeda?
Menurut Yus, hal itu disebabkan oleh cara kerja dari kedua alat memiliki perbedaan.
"CFR bekerja dengan cara menduplikasi pembakaran di dalam mesin, sehingga bisa membuktikan ketahanan bahan bakar terhadap knocking," ucap Yus.
Sedangkan, alat ukur oktan portabel bekerja dengan cara membaca sifat kimia dan fisika pada BBM.
Sehingga hasil pengetesan terhadap Pertamax ataupun BBM RON 92 swasta juga tidak akurat jika menggunakan alat ini.
"Alat portabel bekerja dengan prinsip sifat fisika dan kimia bahan bakar yang datanya sudah masuk dalam database memori alat, sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan sebagai acuan," kata Yus.
Mesin CFR merupakan standar pengujian angka oktan ASTM D2699.
Seluruh proses pengukuran oktan dengan mesin CFR berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR