"Daerah komoditas pertanian, manufaktur, jasa, tourism. Ada yang turun tapi ada yang naik. Dampaknya enggak merata, overall masih mirip (penjualan 2024)," ulasnya.
"Kemudian kita disupport kredit yang kompisisinya besar. Selama Finance Company sehat, rasanya masih bisa mendatangkan market," lanjut Octa.
Adapun banjir yang menerjang beberapa titik di Jakarta dan sekitarnya diakui tidak berpengaruh besar terhadap penjualan.
Lantaran penyebaran penjualan motor luas. Bahkan lebih luas dibanding mobil.
"Kita punya area group. Komposisi luar Jawa 45%, hampir imbang. Sehingga bagi Honda lebih sehat," ulas Octa, demikian ia disapa.
Di kesempatan yang sama, Thomas Wijaya, Executive Vice President AHM menyebut komposisi pembeli motor Honda di Indonesia.
Jabodetabek sekitar 10-12%, Jabar, Jateng dan Jatim masing-masing sekitar 15%, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi mencapai 40%.
"Isu opsen dan PPN enggak mempengaruhi daya beli. Karena motor di bawah 250 cc enggak kena pajak 12 persen," ucap Thomas.
Sehingga penjualan dua bulan awal masih tergolong bagus.
"Per bulan 400 ribuan unit. Januari - Februari sekitar 850-860 ribu unit," lanjut Thomas seraya menyebut Maret - April waktunya panen beberapa komoditas.
Adapun tahun lalu, penjualan motor Honda mencapai 4,93 juta unit.
| Editor | : | Iday |
KOMENTAR