Kedua merek tersebut memproduksi sejumlah model SUV di Amerika Serikat dan menjualnya di Tiongkok.
Analis Bloomberg Intelligence Michael Dean mencatat bahwa Mercedes lebih rentan terhadap pungutan tersebut daripada BMW, karena produsen mobil Bavaria tersebut telah membangun X5 di Tiongkok sejak 2022 melalui usaha patungan BMW Brilliance.
Dean memperkirakan tarif tersebut berpotensi mengurangi laba sebelum bunga (EBIT) Mercedes-Benz sebesar 1,5% tahun ini.
China telah mengumumkan tarif lebih tinggi terhadap AS selama seminggu terakhir, termasuk tarif tambahan 10% untuk gas alam cair AS dan tarif 15% untuk minyak mentah AS.
China juga telah mengenakan tarif 10% untuk mesin pertanian dan memberlakukan kontrol ekspor pada 25 logam langka.
Banyak dari logam ini memainkan peran penting dalam produk listrik dan peralatan militer, termasuk tungsten, yang digunakan dalam industri kedirgantaraan.
Presiden Trump berencana untuk segera menelepon Presiden Tiongkok Xi Jinping. Hal ini dapat berujung pada kesepakatan antara kedua negara, atau malah memperburuk keadaan.
| Editor | : | Dida Argadea |
| Sumber | : | Carscoops.com |
KOMENTAR