GridOto.com - Juara MotoGP dua kali Pecco Bagnaia terlihat begitu menikmati tiga hari track day bersama VR46 Riders Academy di Sirkuit Mandalika pekan ini.
Pecco Bagnaia mengabadikan momen trackday di Sirkuit Mandalika dengan sebuah video onboard, dan mengunggahnya di akun Instagramnya @pecco63.
Video tersebut menunjukkan skill Bagnaia di atas Ducati Panigale V4S, namun ada satu yang bikin penggemar salah fokus.
Yang dimaksud adalah teknik pengereman Bagnaia yang dikenal sebagai pembalap dengan pengereman sangat berat dan keras.
Secara unik pembalap tim Ducati Lenovo tersebut menggunakan satu jari telunjuk saja untuk menarik tuas rem depan motornya.
"Pencinta akan mencintainya #gofree @vr46ridersacademyofficial," tulis Bagnaia dalam unggahan Instagram yang dibanjiri komentar tersebut.
Lihat postingan ini di Instagram
"Pecco sedang membiasakan dengan rem satu jari," tulis warganet dengan akun @gustians89.
"Kekuatan luar biasa dari jari telunjuknya," sahut @anton_modeon.
"Remnya enak bener satu jari doang," balas @ali_anakterakhir.
Baca Juga: Bagnaia Bocorkan Teknik Terbarunya, Lama Dipakai Marquez Tapi Rossi Tak Mampu
"Rem satu jari itu sangat spektakuler," tulis akun @marcelo_dxb_777.
Belum lama ini Bagnaia mengungkap bahwa ia sedang mempelajari teknik pengereman satu jari ini untuk menunjang skill-nya di atas lintasan.
Teknik ini awalnya dipopulerkan Casey Stoner, sudah terlebih dahulu dilakukan Marc Marquez dan beberapa pembalap lain termasuk Fabio Quartararo.
Selama setahun terakhir ini pembalap bernomor 63 tersebut terus menerapkannya di atas lintasan MotoGP.
Menurut Bagnaia, teknik satu jari itu lebih bagus dari teknik dua atau tiga jari yang dipakai sebelumnya.
"Tahun 2024 aku belajar mengerem dengan satu jari. Awalnya sangat melelahkan," kata rekan setim Marc Marquez tersebut.
"Kau harus mengerem sekuat tenaga. Aku selalu mencoba mengadaptasi pengeremanku tergantung di tikungan yang bagaimana," jelas juara dunia tiga kali itu.
Tentu saja hal itu tidak mudah karena harus mengubah kebiasaan pembalap dari teknik sebelumnya ke teknik yang baru.
Pembalap harus bisa membiasakan penggunaannya tanpa harus berpikir, dengan mengasah memori ototnya dengan kebiasaan yang baru.
Baca Juga: Sensitif, Ini Pertanyaan Pecco Bagnaia yang Ogah Dijawab Marc Marquez
"Jika berat maka aku memakai tiga jari, ketiga lebih ringan aku memakai dua atau satu jari, tapi lama kelamaan aku sadar bahwa pengereman dengan satu jari lebih nyaman," ujarnya.
"Ketika kau mengerem maka kau harus beraksi dengan tuas gas secepat mungkin setelahnya, semuanya menjadi lebih alami," tutur Bagnaia.
Mengerem dengan satu jari memang sudah sangat memungkinkan dilakukan, dengan teknologi sistem pengereman motor yang sekarang.
Pengereman satu jari dianggap lebih bagus lantaran meminimalisasi pergerakan jari yang awalnya terlalu banyak, dan dianggap lebih sensitif dibanding dengan jari lebih banyak.
Tak semua pembalap bisa melakukan teknik satu jari ini, apalagi jika mengubahnya setelah sekian lamanya.
Valentino Rossi contohnya, yang mengaku kesulitan mengubah kebiasaannya karena ia sudah terlalu terbiasa dengan era lama saat pembalap menggunakan dua atau tiga jari di atas motor MotoGP.
"Itu adalah sesuatu yang ingin kucoba sejak lama, tapi tak mudah mengubah setelah bertahun-tahun lamanya," kata Rossi.
| Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR