Throttle body 32 mm-nya juga punya layout baru yang membuat konstruksi down draft-nya makin plong masuk ke ruang bakar.
Mekanisme buka tutup katup diperbaharui dengan durasi camshaft anyar dan payung klep lebih pendek.
Sedang di dalam ruang bakar, combustion chamber-nya didesain lebih kompak disesuaikan dengan piston baru berbentuk dome flat.
“Kompresinya masih 11,6 sehingga kalau terpaksa dikasih Pertalite masih tidak ada masalah,” jelas Ferry sambil merinci perubahan lain di saluran pembuangan.
Knalpotnya sekarang punya 2 catalytic converter dan sudah tidak ada chamber di bagian kolong.
“O2 sensor di knalpot pakai satu saja,” bisiknya dalam logat Sunda.
“Standar emisi Euro 5+ suara mesin juga harus lebih halus. Pada mesin ini kami menambah kapasitas oli mesin 0,2 liter jadi 2 liter agar noise mesin berkurang,” paparnya.
Terakhir yang tak kalah penting adalah, ada tambahan tabung canister untuk menangkap uap bensin yang keluar dari tutup tangki bahan bakar, kemudian dimasukan ke ruang bakar. Uap tersebut bisa jadi emisi ketika terlepas ke udara luar begitu saja.
Di sektor transmisi, kini ada assist and slipper clutch yang bikin tuas kopling jadi lebih ringan saat ditarik dan membuat deselerasi lebih mulus, roda belakang tak mudah terkunci.
Sayangnya, di panel speedometer ada logo quickshifter, tapi perangkat yang memungkinkan pindah gigi tanpa tarik tuas kopling itu belum terpasang. Semoga saja dijual sebagai part opsional ya.
| Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR