/photo/2022/06/23/085a569e-f51c-4bce-84d0-3120b20f-20220623092214.jpeg)
"Acceleration assist aktif di putaran mesin sekitar 2.000 rpm dan baterai di atas 3 bar untuk menambah torsi 50 Nm, bergantung dari kecepatan," sambungnya.
Lalu, ketika melakukan deselerasi dengan rem, ISG mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
/photo/2022/06/23/39c24b1c-00ee-4ee9-b004-1d32d5c3-20220623092213.jpeg)
Baca Juga: Ini Beda Smart Hybrid di Suzuki Ertiga 2022 dengan Ertiga Diesel
Energi kinetik dimanfaatkan dari regenerative braking yang terintegrasi dengan sistem pengereman.
Listrik yang dihasilkan akan disimpan di dalam Lithium-ion Battery dan Lead Acid Battery (aki) kapasitas 55Ah.
"Dalam kondisi mobil setelah berhenti, fitur Auto Start-Stop akan aktif sehingga mesin mobil otomatis mati untuk menghemat konsumsi bahan bakar," jabar Joshi.
"Bersamaan Lithium-Ion Battery memberi pasokan listrik ke seluruh komponen elektrikal interior seperti head unit, panel instrumen, layar MID, hingga lampu kabin tetap berfungsi," terusnya.
Lanjut Joshi, AC dan lampu ekterior juga tetap aktif lewat pasokan listrik Lead Acid Battery.
/photo/2022/06/23/056ba183-6238-4a38-9a81-64bf75e8-20220623092942.jpeg)
Baca Juga: Mengenal Teknologi Smart Hybrid yang Dipakai di Suzuki Ertiga Terbaru
ISG akan kembali bekerja untuk menyalakan mesin secara otomatis saat melepas pedal rem untuk mobil transmisi otomatis.
Atau pedal kopling untuk mobil bertransmisi manual sebagai acceleration assist dari ISG.
"Konsumsi BBM bisa lebih irit karena beban kerja mesin lebih ringan," tutup Joshi.
| Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR