Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Tak Perlu Tunggu Stasiun Pengisian Listrik Umum. Saat Inipun Kita Siap

Bimo Aribowo - Jumat, 13 Desember 2019 | 15:29 WIB
DFSK E3. Rata-rata mobil full listrik punya soket pengisian normal atau cepat (normal dan fast charging)
Bimo Aribowo
DFSK E3. Rata-rata mobil full listrik punya soket pengisian normal atau cepat (normal dan fast charging)


GridOto.com – Banyak kalangan menilai Indonesia belum siap soal infrastuktur pengisian listrik umum untuk mobil listrik. Anggapan itu ternyata kurang tepat.

Kita tak perlu menunggu stasiun pengisian listrik umum siap. Loh lantas musti nge-charge mobil listrik dimana?

Jutaan orang bahkan tidak menyadari bahwa setiap rumah yang sekarang ditempati adalah charging station buat mobil listrik.

Tinggal colok, pasokan listrik ke mobil listrik dapat dipasok oleh PLN.

Kesiapan PLN terlihat dari dibentuknya tim khusus. Bahkan tim ini sudah bekerja mendeteksi kebutuhan listrik perumahan sebagai stasiun pengisian pribadi.

Menurut Zainal Arifin, ketua tim mobil listrik PLN, mayoritas pemilik mobil listrik menge-charge mobilnya di rumah saat malam hari.

“Ini adalah fakta yang didapat dari hasil studi ke negara-negara yang sudah lebih dulu memiliki banyak konsumen mobil listrik,” sebut Zainal saat Electric Vehicle Indonesia Forum akhir November 2019 lalu.

Ilustrasi charging station mobil listrik
Otomotifnet.com/Harryt

Karakter pemilik mobil listrik akan lebih banyak mengisi listrik mobilnya saat berada di rumah. Biasanya di malam hari ketika saat beristirahat.

Memang bukan kategori fast charge yang mampu mengisi baterai mobil listrik cepat. Namun waktu semalaman hingga pagi sudah cukup.

Kategori private charging di rumah juga tak perlu arus yang besar. PLN menyebut 16 ampere (AC) dengan daya keluaran kurang dari 3,7 kW.

Bandingkan dengan fast charging yang punya arus 100 Ampere (AC) atau 250 ampere (DC). Dayanya kurang dari 22 kW dan 43 kW (AC) dan 250 kW (DC).

Otomatis tak perlu penambahan daya yang ribet di sistem listrik perumahan.
Bahkan PLN meyakini pembangkit listrik yang ada saat ini cukup buat mensuplai kebutuhan setrum mobil listrik.

Baca Juga: Jadi Mobil Listrik Pertama Mazda, Apakah MX-30 Bakal Masuk Indonesia?

Menurut Zainal, PLN akan menyarankan para pemilik mobil listrik untuk melakukan over night charging mulai jam 22.00 hingga 05.00 pagi.

PLN bahkan sedang menyiapkan tarif diskon di rentang jam tersebut. Khusus untuk pengisian listrik ke mobil. Termasuk penambahan daya.

Jika sudah begini, stasiun pengisian listrik umum nanti hanya berfungsi sebagai kondisi darurat.

Dipakai saat kehabisan listrik di jalan. Itupun fast charge agar pemilik mobil tak menunggu terlalu lama.

Namun saya prediksi stasiun pengisian listrik umum akan sepi peminat.

Charging station ABB memiliki tiga konektor charging mobil listrik
ryan/gridoto.com
Charging station ABB memiliki tiga konektor charging mobil listrik

Jika over night charging dilakukan, rasanya aktivitas seharian tak membuat listrik mobil habis.

Mari kita berhitung. Rata-rata mobil listrik (bukan hybrid atau PHEV) saat ini memiliki daya jelajah hingga 300 km. Bahkan ada yang 400 km. Sekali full charge.

Ini sudah cukup buat aktivitas seharian dalam kota. Bahkan berlebih jika seharian keliling kota berjarak 100 km.

Baca Juga: Wuling Memungkinkan Produksi Mobil Listrik Secara Lokal, Tapi...

Dengan catatan mobil pribadi, bukan mobil angkutan umum seperti taksi atau bus.

Kebiasaan nge-charge semalaman juga sudah bukan hal baru lagi. Handphone yang kita pakai pun sering mengikuti kebiasaan over night charging saat kita tidur.

Jika infrastruktur charging station sudah bukan masalah lagi, sekarang tinggal menunggu mobil listrik (full listrik) beredar di Indonesia.

Saat ini baru ada BMW i3 saja yang dijual umum secara resmi. Ada juga Tesla lewat importir umum. Sayangnya harganya masih kelewat mahal (di atas Rp 1,5 miliar).

Sistem perpajakan baru akan efektif di tahun 2021 mendatang. Diharapkan harga mobil listrik akan turun. Meski saya prediksi masih lebih mahal dari hybrid/PHEV.

Isu ketidaksiapan infrastruktur pengisian listrik umum bagi mobil listrik kerap diembuskan beberapa kalangan.

Terutama pihak-pihak yang merasa belum siap dengan kehadiran mobil listrik di Tanah Air.

Ketidaksiapan bisa bermacam-macam. Mulai edukasi calon konsumen hingga daya saing produk mobil listrik di pasar.

Baca Juga: DFSK Siap Luncurkan Mobil Listrik Glory E3, Tapi Tunggu Pemerintah Dulu Biar Harganya Enggak Kemahalan

Seperti kita ketahui mobil listrik didominasi oleh pabrikan asal Cina. Segelintir dari Jepang.

Jepang masih berkutat di hybrid ataupun PHEV. Meski saat ini sebagian sudah mulai mengembangkan mobil full listrik.


*Penulis adalah wartawan otomotif sejak tahun 2000 di beberapa media grup Kompas Gramedia, seperti tabloid Otomotif, majalah Otosport, majalah Auto Bild Indonesia dan saat ini di GridOto.com.

 

Editor : Bimo Aribowo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa