Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Belum Banyak yang Tahu

Belum Banyak yang Tahu, Taru Rinne, Pembalap Wanita Pertama yang Menorehkan Sejarah di Ajang MotoGP

Ditta Aditya Pratama - Rabu, 13 November 2019 | 15:26 WIB
Taru Rinne, pembalap wanita pertama yang menorehkan sejarah di ajang MotoGP
Kolase GTPlanet dan Wikipedia
Taru Rinne, pembalap wanita pertama yang menorehkan sejarah di ajang MotoGP

Lalu pada tahun 1980 di kelas yang sama, Taru Rinne jadi juara kedua di belakang Mika Salo, sedangkan Hakkinen malah cuma urutan keempat.

Pada tahun 1983, Rinne jadi juara lagi di kejuaraan gokart tersebut, namun kemenangannya dianulir sebab pada balapan terakhir timnya menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi.

Kiprah Rinne memang berakhir di ajang gokart, tapi justru hal tersebut malah membuatnya lanjut ke balap motor pada tahun 1987.

Tahun 1988, Rinne dikontrak Honda untuk balapan di kelas GP125 dengan motor RS125.

Taru Rinne mendapat gelar
Wikipedia
Taru Rinne mendapat gelar

Namun pada tahun 1989 Rinne jadi dikenal dunia dengan julukan "The First Lady of Fast" sebab ia menyelesaikan musim tersebut dengan 23 poin.

Yah meski dengan 23 poin itu Rinne hanya berada di urutan ke 17, tapi jumlah total peserta di GP125 pada tahun 1989 ada 44 orang. Berarti sudah lebih baik dari setengah peserta lainnya.

Namun karir Taru Rinne di balap motor memang enggak panjang sebab ia mengalami kecelakaan pada tahun 1991 di seri kesepuluh yang digelar di sirkuit Paul Ricard, Prancis.

Namun bukan cedera parah di pergelangan kaki membuat Rinne enggak bisa balapan lagi, melainkan sepucuk surat dari Bernie Ecclestone yang saat itu memiliki kuasa untuk menentukan apakah seorang pembalap bisa lanjut balapan atau tidak.

Taru Rinne setelah kecelakaan di Sirkuit Paul Ricard, Prancis, tahun 1991
Jarl Asklund
Taru Rinne setelah kecelakaan di Sirkuit Paul Ricard, Prancis, tahun 1991

Dikutip dari motoress.com, Taru Rinne menyebut kalau surat yang diterimanya itu adalah kekecewaan terbesar dalam hidupnya.

Namun bukan berarti kisah balapan Taru Rinne berakhir, ia sempat merasakan balapan lagi pada di balapan lokal Finlandia, hingga di GP Jerman pada tahun 1993.

Meski enggak sampai ke kelas para raja alias GP500, kisah Taru Rinne di balapan GP125 sudah sangat membanggakan dan membuka mata dunia kalau cewek juga bisa ngegas dengan kencang (dan benar).

Dari Taru Rinne ini muncul lagi pembalap-pembalap wanita yang akhirnya sukses juga menorehkan poin di balapan GP seperti Katja Poensgen, Ana Carrasco, hingga Maria Herrera.

Taru Rinne dan Giacomo Agostini, Rinne duduk di motor milik Eddie Lawson
Stefan Pejer via Motoress.com
Taru Rinne dan Giacomo Agostini, Rinne duduk di motor milik Eddie Lawson

Rinne sempat mengomentari kemenangan Ana Carrasco di balapan FIM SuperSport 300 pada tahun 2018 lalu.

"Saya senang sekali melihat Ana merebut gelar itu. Memang saya selalu senang ketika melihat ada wanita yang sukses di balapan. Yang Ana lakukan adalah sesuatu yang sangat saya hormati," ungkapnya sebagaimana dikutip GridOto dari FIM-live.

Semoga saja bisa ada penerus Taru Rinne dari Indonesia ya, sebab di sini memang banyak wanita yang bisa kencang kalau naik motor.

Walau masih banyak juga tuh yang asal kencang tapi asal-asalan, tapi kalau dilatih dan diniatkan siapa tahu juara MotoGP pertama dari Indonesia adalah seorang wanita. Hehe...

Editor : Ditta Aditya Pratama
Sumber : alchetron.com,Motoress

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa