Dari sisi infrastruktur, JTT memastikan seluruh jalan tol dalam kondisi laik operasi, termasuk perkerasan jalan, marka, rambu lalu lintas, serta kesiapan sistem transaksi di gerbang tol.
Untuk mendukung kenyamanan pengguna kendaraan bermotor, layanan operasional 24 jam disiagakan, mulai dari patroli jalan raya, layanan derek, ambulans, hingga kendaraan rescue.
Pengelolaan lalu lintas akan dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan koordinasi intensif bersama Kepolisian dan instansi terkait guna mengantisipasi potensi kepadatan di titik-titik rawan.
Rekayasa lalu lintas seperti contraflow atau one way akan diterapkan secara situasional berdasarkan kondisi lapangan dan diskresi kepolisian.
Ruas Jakarta-Cikampek mendapat perhatian khusus mengingat karakteristiknya sebagai gerbang utama arus balik menuju wilayah Jabodetabek yang kerap mengalami peningkatan volume kendaraan secara signifikan.
Pengguna jalan tol diimbau memastikan kendaraan dalam kondisi prima sebelum melakukan perjalanan, termasuk pengecekan mesin, rem, ban, dan ketersediaan bahan bakar.
Pemanfaatan rest area juga diharapkan dilakukan secara bijak agar tidak menimbulkan antrean panjang yang berpotensi mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Dengan kesiapan layanan dan pengelolaan lalu lintas yang optimal, JTT berharap arus balik Nataru pada 4 Januari 2026 dapat berlangsung aman, nyaman, dan lancar bagi seluruh pengguna Jalan Tol Trans Jawa.