GridOto.com - Mobil dan motor wisatawan diizinkan melintasi Jalan Malioboro saat libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Tapi tetap waspada, ada jam-jam rawan macet yang kerap terjadi di wilayah Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memastikan tak ada penutupan Jalan Malioboro saat libur Nataru.
Hasto mengatakan, pada periode libur Nataru ini pihaknya tidak akan melakukan uji coba Malioboro full pedestrian.
Hal itu untuk mencegah terjadinya kemacetan karena Jembatan Kewek ditutup.
"Kami sudah memutuskan kami tidak akan menutup Malioboro. Tidak ada uji coba Malioboro full pedestrian. Malioboro akan tetap seperti biasa," terang Hasto dikutip dari Kompas.com.
Hasto menambahkan penutupan Jalan Malioboro untuk kendaraan bermotor dilakukan jika kondisi Jalan Malioboro sudah penuh dengan masyarakat dan terjadi kemacetan pada saat malam tahun baru.
Baca Juga: Jembatan Kewek Ditutup, Ini Tutorial Liburan Akhir Tahun 2025 ke Malioboro Jogja
"Kecuali pada malam hari-H tanggal 1 itu, akan melihat situasional apakah jam 20.00 atau 21.00 akan kita tutup kendaraan ketika Malioboro full pengunjung," papar Hasto.
"Nutupnya bukan karena kebijakan menutup Malioboro. Namun karena sudah full, sehingga orang bisa masuk, tetapi kendaran tidak bisa masuk," imbuh Hasto.
Hasto menyampaikan saat periode libur Nataru, akses masuk Malioboro dapat melalui Jalan Mataram.
Kendaraan dari Jalan Mataram menuju Malioboro dan berbelok ke kiri masuk ke Malioboro.
Sedangkan kendaraan yang melalui Jalan Mangkubumi atau Jalan Margo Utomo, kendaraan tak bisa masuk langsung ke arah Malioboro, harus memutar terlebih dahulu melalui Stadion Kridosono.
"Kenapa begitu? Karena kendaraan besar seperti bus atau kendaraan kecil akan kita arahkan dari depan Gramedia arah ke kiri sehingga akan masuk ke Kridosono masuk ke Malioboro," kata dia.
Kasatlantas Polresta Yogyakarta, AKP Alvian Hidayat menjelaskan pasca penutupan Jembatan Kewek dan hasil analisis lalu lintas pada periode Nataru di Kota Yogyakarta arus lalu lintas yang paling padat adalah dari arah timur.
Baca Juga: Rp 25.000 Wajar, Ternyata Parkir Swasta di Malioboro Boleh Pasang Tarif 5 Kali Lipat
Menurut dia padatnya kendaraan yang masuk ke Yogyakarta dari timur karena sudah dibukanya exit tol dari Prambanan.
Alvian menambahkan Polresta Yogyakarta akan bekerjasama dengan polres-polres tetangga seperti Polresta Sleman untuk memberikan penunjuk arah jalur alternatif menuju Malioboro.
"Sebelum Janti kami akan berikan papan pemberitahuan bahwasannya ada jalur alternatif ke Malioboro dari fly over Janti, ke Blok O, kemudian masuk melalui Gedongkuning atau Jalan Kusumanegara," beber Alvian.
Kemudian kendaraan yang masuk ke Kota Yogyakarta melalui Simpang Demangan ke barat menuju simpang empat Galeria akan ditambah penunjuk arah jalur ke Malioboro belok kiri ke Simpang Gayam.
"Dari Simpang Gayam ke Jalan Bausasran, dan ke Jalan Gajah Mada," sebutnya.
Ia menambahkan masih banyak wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta menggunakan panduan Google Maps.
Alvian mengimbau saat wisatawan masuk melalui Simpang Demangan, aplikasi peta itu disetting menuju ke Jalan Mayor Suryotomo.
Baca Juga: Wajib Sabar, Liburan ke Yogyakarta Waspada Titik-titik Rawan Macet Berikut
"Ini salah satu upaya untuk mengurangi beban di Kridosono, dan selain itu juga kami informasikan ketika jam-jam padat jalur masuk ke wilayah Malioboro hanya jalan Suryotomo dan Jalan Mataram," tutur dia.
Sementara itu, jam-jam rawan macet saat libur Nataru lebih terjadi di jalur perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) - Jawa Tengah dan akses menuju pusat kota.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Ihsan mengatakan, berdasarkan data yang kami himpun, total ada 371.241 kendaraan yang masuk.
Titik Tempel masih menjadi pintu masuk utama dengan volume 111.349 kendaraan
Menurut Ihsan, data tersebut diperoleh melalui pemantauan intensif kamera CCTV Smart Province yang tersebar di delapan lokasi strategis perbatasan DIY-Jawa Tengah.
Selain Tempel, kepadatan arus kendaraan juga terjadi di gerbang masuk wilayah Kikis Joholanang dengan total 84.929 kendaraan.
Sementara itu, arus keluar DIY tercatat tinggi dengan total 354.671 kendaraan meninggalkan wilayah tersebut, di mana Tempel kembali menjadi titik terpadat dengan 122.002 kendaraan, disusul Prambanan sebanyak 98.819 kendaraan.
Baca Juga: Perkiraan Tarif Tol Surabaya-Jogja di Libur Nataru, Rp 500 Ribu Masih Sisa Banyak
Menurut Ihsan, kepadatan arus lalu lintas ini didominasi oleh kendaraan roda dua atau motor dan mobil pribadi.
Pihak kepolisian juga mencatat ada pola waktu tertentu di mana arus lalu lintas mengalami puncak kepadatan.
Adapun rentang waktu yang paling ramai terjadi pada:
- Pagi hari pukul 06.00-10.00 WIB
- Sore hari pukul 14.00-17.00 WIB
"Kami mengimbau pengendara untuk mengantisipasi kepadatan pada jam-jam tersebut agar perjalanan lebih nyaman," katanya dikutip dari Kompas.com, (26/12/25).
Sementara itu, berdasarkan unggahan akun Instagram resmi Komindo DIY, ada beberapa titik rawan kemacetan di Yogyakarta, yaitu:
Ruas Yogya-Wates
Simpang 4 Pasar Hewan
Simpang 4 Sedayu
Simpang 3 Sentolo
Simpang 3 Milir
Simpang 3 Nyi Ageng Serang
Ruas Yogya-Wonosari
Simpang 4 Wiyoro
Simpang 4 Kids Fun
Simpang 3 Piyungan
Bukit Bintang Patuk
Simpang 3 Gading
Simpang 4 Siyono
Ruas Yogya-Prambanan
Simpang 3 Maguwo
Simpang 3 Bandara Adisutjipto
Simpang 3 Raden Ronggo
Simpang 4 Kalasan
Simpang 3 Prambanan
Ruas Yogya-Tempel
Simpang 4 Tempel
Simpang 4 Beran
Simpang 4 Denggung
Simpang 4 Dekso
Ruas Siliwangi
Simpang 4 Demak Ijo
Simpang 4 Pelemgurih
Simpang 3 Gamping
Ruas Jalan A Yani
Simpang 4 Ketandan
Simpang 4 Kota Gede
Simpang 4 Giwangan
Simpang 4 Dongkelan
Ruas Jalan Padjajaran
Simpang 4 Monjali
Simpang 4 UPN Veteran Yogyakarta
Simpang 4 Gejayan
Simpang 4 Condong Catur.