Namun di tengah perjalanan, sopir kebingungan arah hingga akhirnya mengandalkan panduan dari Google Maps.
Diduga sopir salah memilih pengaturan mode perjalanan di aplikasi Google Maps, sehingga diarahkan ke jalur alternatif yang sempit dan menanjak di kawasan perbukitan.
Dalam aplikasi Google Maps, terdapat beberapa mode pengguna seperti pejalan kaki, sepeda motor, dan mobil pribadi.
Menurut Kartin, jalur yang ditunjukkan aplikasi peta itu justru membawa bus ke jalan desa yang menanjak curam dan licin.
Ketika mencoba menanjak di kawasan Plukaran, bus kehilangan tenaga dan mundur hingga akhirnya terperosok.
Seluruh penumpang sempat panik, namun tidak ada yang mengalami luka.
Terpisah, Kapolsek Gembong AKP Lilik Supardi membenarkan kejadian tersebut.
"Setelah dicek, rombongan peziarah asal Ngawi hendak menuju Muria," kata AKP Lilik.
Pihaknya menjelaskan, jalur di kawasan itu memang tidak layak dilalui kendaraan besar.