Fenomena Baru di Balai Lelang, Peserta Berbondong-bondong Incar Baterai Mobil Listrik Bekas Untuk Ini

Irsyaad W - Senin, 6 Oktober 2025 | 14:00 WIB

Ilustrasi Baterai mobil listrik (Irsyaad W - )

GridOto.com - Fenomena baru ditemui di balai lelang mobil.

Para peserta berbondong-bondong mengincar baterai mobil listrik bekas.

Hal ini terjadi di lelang barang rongsokan di Australia.

Permintaannya melonjak karena banyak pembeli yang memanfaatkannya untuk penyimpanan energi surya hingga sumber daya bagi sistem off-grid.

Selama ini, kendaraan rusak yang tak layak jalan biasanya hanya menarik minat pecinta restorasi atau pemburu suku cadang.

Namun, tipe pembeli baru kini bermunculan, dengan fokus utama pada baterai lithium bertenaga tinggi yang tersimpan di dalam mobil listrik.

Dilansir dari The Guardian, (28/9/25), rumah lelang mobil bekas, Pickles, mulai secara rutin melihat kendaraan listrik bekas pada awal 2024.

Baca Juga: Baterai Mobil Listrik Bisa Didaur Ulang, Punya Meterial Penting

Sebagian besar adalah Tesla, mobil listrik pasar massal pertama di jalanan Australia.

Menurut pihak Pickles, para pemburu baterai kini juga melihat alternatif merek lain, seperti BYD dan MG.

Hal ini terus berlanjut seiring dengan semakin beragamnya merek berbeda di pasaran.

Sebagian besar kendaraan listrik yang rusak berusia dua hingga tiga tahun, dan terdiri dari berbagai jenis kendaraan yang rusak berat atau masih bisa diperbaiki.

Melihat potensi ini, manajer umum rumah lelang otomotif Pickles, Brendon Green mengaku telah mencatat penjualan sekitar 100 kendaraan listrik bekas setiap bulan.

Tren ini masih terbilang baru, tetapi minat pasar sudah sangat tinggi.

"Sekarang muncul startup baterai bekas, padahal 18 bulan lalu industrinya belum ada," ujar Green.

Baca Juga: Mirip Handphone, Ini Kebiasaan yang Bikin Baterai Mobil Listrik Cepat Drop

Green mengungkapkan, baterai EV bekas banyak dicari karena daya tahannya lima kali lebih kuat dibanding unit penyimpanan energi rumah biasa.

Bahkan, baterai yang dianggap tua masih punya masa pakai cukup panjang untuk kebutuhan lain.

Spesialis perbaikan baterai lithium, Andrew Chadwick menuturkan, baterai EV yang sudah tua bahkan masih memiliki banyak masa pakai untuk keperluan lain.

"Kebutuhan daya untuk baterai surya jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik," kata Chadwick dari Second Life Battery Sales.

"Meskipun tidak lagi cocok untuk kendaraan listrik, dengan sedikit penyempurnaan, mereka masih cocok untuk sistem tenaga surya," imbuhnya.

Baterai dengan kapasitas turun hingga 70 persen memang membuat jangkauan mobil berkurang drastis.

Namun, daya yang tersisa masih cukup untuk penggunaan non-intensif, seperti cadangan energi rumah atau proyek skala besar.

Baca Juga: Ini Alasan Fast Charging, Bikin Performa Baterai Mobil Listrik Menurun

Sebuah perusahaan rintisan asal Jerman memanfaatkan baterai mobil listrik bekas untuk penyimpanan energi terbarukan.

Baterai-baterai itu direkondisi dan disusun ke dalam unit seukuran lemari es yang bisa dipakai rumah maupun bisnis untuk menyimpan kelebihan listrik dari tenaga surya dan angin.

Dikutip dari France24, (21/8/25), perusahaan bernama Voltfang, membuka fasilitas industri pertamanya di Aachen, dekat perbatasan Belgia dan Belanda.

Dengan sekitar 100 karyawan, Voltfang menyebut fasilitas ini sebagai yang terbesar di Eropa untuk sektor perbaikan baterai lithium-ion.

Di fasilitas tersebut, teknisi menguji baterai kendaraan listrik bekas untuk menentukan sisa masa pakainya.

Baterai yang masih layak akan diperbaiki dan digunakan kembali sebagai bank daya raksasa.

CEO Voltfang, David Oudsandji (29) mengatakan, langkah ini diharapkan bisa membantu Jerman mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat penggunaan energi terbarukan.

Baca Juga: Baru Tahu, Ternyata Ini Yang Terjadi Jika Baterai Mobil Listrik Terlalu Panas

"Tujuan kami memastikan kedaulatan energi Eropa dengan mendukung penyimpanan listrik dari matahari dan angin," ujarnya.

Pada 2030, Voltfang menargetkan bisa memproduksi sistem penyimpanan dengan kapasitas 1 gigawatt-jam per tahun, cukup untuk menyuplai listrik ke 300 rumah.

Konsultan bisnis Roland Berger mencatat kapasitas penyimpanan baterai stasioner meningkat dari 2,5 GWh pada 2022 menjadi 6 GWh pada akhir 2024.

Meski prospek menjanjikan, Oudsandji mengakui masih ada tantangan.

Pasokan baterai bekas masih terbatas, sementara baterai baru dari China semakin murah dan efisien.