Fenomena Baru di Balai Lelang, Peserta Berbondong-bondong Incar Baterai Mobil Listrik Bekas Untuk Ini

Irsyaad W - Senin, 6 Oktober 2025 | 14:00 WIB

Ilustrasi Baterai mobil listrik (Irsyaad W - )

"Meskipun tidak lagi cocok untuk kendaraan listrik, dengan sedikit penyempurnaan, mereka masih cocok untuk sistem tenaga surya," imbuhnya.

Baterai dengan kapasitas turun hingga 70 persen memang membuat jangkauan mobil berkurang drastis.

Namun, daya yang tersisa masih cukup untuk penggunaan non-intensif, seperti cadangan energi rumah atau proyek skala besar.

Baca Juga: Ini Alasan Fast Charging, Bikin Performa Baterai Mobil Listrik Menurun

Sebuah perusahaan rintisan asal Jerman memanfaatkan baterai mobil listrik bekas untuk penyimpanan energi terbarukan.

Baterai-baterai itu direkondisi dan disusun ke dalam unit seukuran lemari es yang bisa dipakai rumah maupun bisnis untuk menyimpan kelebihan listrik dari tenaga surya dan angin.

Dikutip dari France24, (21/8/25), perusahaan bernama Voltfang, membuka fasilitas industri pertamanya di Aachen, dekat perbatasan Belgia dan Belanda.

Dengan sekitar 100 karyawan, Voltfang menyebut fasilitas ini sebagai yang terbesar di Eropa untuk sektor perbaikan baterai lithium-ion.

Di fasilitas tersebut, teknisi menguji baterai kendaraan listrik bekas untuk menentukan sisa masa pakainya.

Baterai yang masih layak akan diperbaiki dan digunakan kembali sebagai bank daya raksasa.

CEO Voltfang, David Oudsandji (29) mengatakan, langkah ini diharapkan bisa membantu Jerman mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat penggunaan energi terbarukan.

Baca Juga: Baru Tahu, Ternyata Ini Yang Terjadi Jika Baterai Mobil Listrik Terlalu Panas

"Tujuan kami memastikan kedaulatan energi Eropa dengan mendukung penyimpanan listrik dari matahari dan angin," ujarnya.

Pada 2030, Voltfang menargetkan bisa memproduksi sistem penyimpanan dengan kapasitas 1 gigawatt-jam per tahun, cukup untuk menyuplai listrik ke 300 rumah.

Konsultan bisnis Roland Berger mencatat kapasitas penyimpanan baterai stasioner meningkat dari 2,5 GWh pada 2022 menjadi 6 GWh pada akhir 2024.

Meski prospek menjanjikan, Oudsandji mengakui masih ada tantangan.

Pasokan baterai bekas masih terbatas, sementara baterai baru dari China semakin murah dan efisien.