Ini Alasan Fast Charging, Bikin Performa Baterai Mobil Listrik Menurun

Fahmy Fauzy Muhammad - Senin, 14 Juli 2025 | 17:00 WIB

Soket charger DC CCS2 untuk fast charging baterai JAECOO J7 SHS (Fahmy Fauzy Muhammad - )

GridOto.com- ‎Fast charging memang jadi solusi cepat saat baterai mobil listrik hampir habis.

‎Tapi di balik kepraktisannya, ternyata metode pengisian daya ini punya risiko terhadap umur baterai.

‎Menurut Suratman Muid, Servis Manager Wuling Harmoni, proses pengisian daya yang terlalu cepat bisa memicu peningkatan suhu.

‎“Karena semakin cepat pengisian daya, baterai cepat panas. Nah, itu ngaruh kan ke kondisi baterainya,” ujar Suratman.

Radityo Herdianto / GridOto.com
AION UT dilengkapi soket charger DC CCS2

Baca juga: Baru Ngeh, Ini Beda Standar dan Ultra Fast Charging di SPKLU PLN

‎Panas berlebih ini bisa memicu penurunan kualitas pada sel-sel baterai secara perlahan.

‎“Sel-sel di baterai itu akan rusak atau degradasi karena panas berlebih. Nah, itu yang bikin daya baterai mobil listrik berkurang,” jelasnya.

‎Meski sistem pendinginan baterai sudah cukup canggih, fast charging tetap memberi tekanan lebih besar dibanding metode biasa.

‎Itulah kenapa pabrikan biasanya menyarankan menggunakan charger bawaan sebagai metode pengisian utama.

‎“Jadi lebih baik pakai charging yang diberikan pabrikan akan lebih aman, karena sudah disesuaikan sama spesifikasi baterai mobilnya,” lanjutnya.

Rayhan Haikal/GridOto.com
Mesin charger Shell Recharge 50 kW buatan ABB.

Baca juga: Biar Lebih Awet, Begini Cara Mudah Merawat Baterai Mobil Listrik

‎Selain menghindari panas berlebih, menjaga level daya baterai juga penting untuk usia pakainya.

‎“Biar awet, baterai itu tidak disarankan di bawah 20%, karena akan berpengaruh ke usia baterai. Jadi sebelum 20% sudah harus dilakukan charger kembali,” tambah Suratman.

‎Dengan penggunaan dan pengisian yang lebih bijak, performa baterai bisa tetap stabil dan tidak cepat mengalami penurunan.