Kisah TransJakarta, Dulu Diacuhkan dan Ditolak, Kini Bak Malaikat Penolong

Irsyaad W - Senin, 6 Oktober 2025 | 15:30 WIB

Bus transjakarta. (Irsyaad W - )

Setelah melalui koordinasi dengan wali kota, akhirnya 15 Januari 2004, Transjakarta resmi beroperasi.

Langkah pengembangan busway ini tidak mulus. Banyak penolakan hingga desakan untuk membatalkan proyek. Namun Sutiyoso tetap melanjutkan.

"Alhamdulillah, koridor 1 terbentuk. Ternyata masyarakat sangat antusias," kata Sutiyoso.

Dalam sisa masa jabatannya hingga 2007, Ia berhasil memperluas menjadi tujuh koridor.

Saat itu, jumlah bus dan pengemudi ditambah, dan jalur diperluas untuk melayani lebih banyak penumpang.

Baca Juga: Kisah Oplet Si Doel Milik Wagub Jakarta Baru, Beli Rp 525 Ribu dan Pemilik Pertama Ternyata Orang Bandung

Angga Bhagya Nugraha/Wartakotalive.com
Bus TransJakarta.

Menurut Sutiyoso, pembangunan Transjakarta menyasar dua masalah sekaligus, yakni kemacetan dan polusi udara.

Data saat itu menunjukkan 80 persen polusi udara Jakarta berasal dari kendaraan bermotor.

Kini, Transjakarta bukan hanya bertahan, tapi berkembang pesat.

Panjang rutenya bahkan tercatat sebagai yang terpanjang di dunia untuk sistem bus rapid transit.

"Saya terharu. Dulu Transjakarta ditolak, sekarang malah jadi primadona. Bogota saja kalah," tuturnya.

Ke depan, Ia menilai Transjakarta, MRT, dan LRT harus terus diperluas hingga ke wilayah penyangga seperti Depok dan Bogor.

Ia juga menekankan pentingnya subsidi tiket untuk meningkatkan minat masyarakat beralih ke transportasi publik.

"Kalau orang banyak yang naik kendaraan umum modern, ribuan mobil bisa tinggal di rumah, jutaan liter BBM bisa dihemat, dan masyarakat bisa lebih produktif. Subsidi itu akan kembali secara tidak langsung," tegas Sutiyoso.