GridOto.com - Mengintip cara Subaru Forester generasi keenam atau SL bisa selamatkan nyawa, bisa berhenti sendiri dan memberi isyarat.
Subaru Forester generasi keenam telah hadir di Indonesia dengan beragam fitur canggih terbaru dan teknologi baru.
Di GIIAS 2025 (23/7), Subaru Forester generasi keenam meluncur dengan harga Rp 695 juta on the road DKI Jakarta.
Pasca GIIAS, Subaru menjualnya dengan harga Rp 735,5 juta, naiknya tidak banyak.
Dengan harga tersebut, Forester sudah menawarkan mesin empat silinder boxer berkapasitas 2.498 cc.
Baca Juga: Selain Mesin Besar, Ini Kelebihan Forester Terbaru yang Meluncur di GIIAS 2025
Mesin ini mampu melontarkan tenaga 136 kW atau 182 dk/5.800 rpm dan torsi puncak 247 Nm/3.700 rpm.
Tenaga mesin disalurkan ke sistem penggerak semua roda lewat transmisi Lineartronic CVT.
Selain mesin lebih besar dan bertenaga, Subaru Forester juga mendapatkan Driver Monitoring System.
Lho apa hubungannya dengan menyelamatkan nyawa? Driver Monitoring System berfungsi memantau gerak-gerik dan mimik wajah pengemudi.
Fungsinya terkait dengan banyak fitur di mobil ini, tapi yang paling penting adalah Emergency Driving Stop System.
Baca Juga: Subaru Forester Terbaru Rilis di GIIAS 2025, Begini Spesifikasinya
Emergency Driving Stop System aktif ketika Lane Keeping Assist, Adaptive Cruise Control, dan Driver Monitoring System menyala.
Saat pengemudi tiba-tiba tidak merespons dan tidak memberikan feedback pada setir, fitur ini langsung aktif.
Pada tahap awal, Emergency Driving Stop System akan mulai memberikan peringatan visual dan suara, sebelum diikuti dengan pulse braking untuk menyadarkan pengemudi.
Jika masih tidak ada respons, mobil akan menyalakan hazard, berhenti sempurna, dan membuka kunci pintu selagi memperingatkan pengemudi sekitar.
Fungsi Emergency Driving Stop System ini sangat berguna ketika pengemudi mengalami serangan jantung atau tiba-tiba pingsan.