GridOto.com – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) tak hanya berperan dalam memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional, tapi juga menghasilkan produk turunan bernilai tinggi yang mendukung industri dalam negeri.
Salah satunya adalah Green Coke, residu padat karbon berwarna hitam yang dihasilkan dari proses pemanasan hidrokarbon residu pada temperatur tinggi di unit Delayed Coker kilang.
Pejabat Sementara Corporate Secretary KPI Muttaqin Showwabi menjelaskan, produk ini awalnya dianggap tidak bernilai, tetapi kini telah diolah menjadi Green Coke yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor industri.
"Green Coke sebagai salah satu produk yang diproduksi KPI menjadi bagian penting dalam mendukung agenda hilirisasi nasional, membuka peluang investasi, serta memperkuat daya saing Indonesia di pasar regional dan global," kata Muttaqin.
Baca Juga: PT Kilang Pertamina Internasional Dorong Transisi Energi Lewat Biofuel dan Kilang Ramah Lingkungan
Saat ini, Kilang Dumai menjadi satu-satunya unit operasi KPI yang memproduksi Green Coke untuk pasar nasional. Tingginya permintaan dari sektor industri mendorong peningkatan produksi.
Pada 2024, produksi Green Coke di Kilang Dumai mencapai sekitar 244.400 ton. Sedangkan hingga triwulan pertama 2025, jumlahnya sudah mencapai sekitar 49.600 ton.
"Kami terus meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan industri, sekaligus mendorong perputaran ekonomi agar lebih memberikan manfaat bagi banyak pihak," tambah Muttaqin.
Green Coke saat ini telah digunakan di berbagai industri, mulai dari pabrik aluminium sebagai bahan baku calcined coke, digunakan sebagai bahan pengurai di pabrik aluminium, reduktor dalam proses peleburan timah, penambah kadar karbon pada industri baja, bahan bakar untuk industri semen, hingga pembangkit listrik.
Menariknya, Green Coke juga dimanfaatkan dalam pembuatan Anoda Grafit Artifisial, komponen penting untuk baterai kendaraan listrik. Dengan begitu, peran Green Coke semakin relevan dalam mendukung pengembangan teknologi rendah karbon.
Tak hanya fungsional, Green Coke yang diproduksi oleh KPI juga memiliki spesifikasi unggul, yaitu kadar sulfur rendah sebesar 0,5 persen (Low Sulphur) dan kadar abu (ash content) hanya 0,1 persen. Nilai kalorinya pun tinggi, mencapai sekitar 7500–8500 kalori per kg.
Muttaqin menyebutkan bahwa karakteristik ini membuat Green Coke lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah saat dibakar.
"Dengan kandungan sulfur yang lebih rendah, Green Coke berkontribusi pada kualitas udara yang lebih baik dan dampak lingkungan yang lebih rendah," tutupnya.
Baca Juga: Sedikit yang Paham, Ini Arti Kode 31, 33 dan 34 di SPBU Pertamina
KPI sendiri merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia berbasis prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
Perusahaan ini juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal dalam strategi operasionalnya.