Dedi Mulyadi Bantah Ormas Recoki Proyek Pabrik BYD Subang, Justru Sebut Gangguan Dari Sosok Ini

Irsyaad W - Jumat, 25 April 2025 | 17:40 WIB

Ilustrasi. Pabrik BYD di China (Irsyaad W - )

GridOto.com - Proyek pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat disebut direcoki salah satu organisasi masyarakat (Ormas).

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menyampaikan pembangunan pabrik BYD sempat terganggu oleh aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum ormas.

"Sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas yang mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini," kata Eddy dalam akun instagramnya yang diunggah, (20/4/25).

"Jangan sampai investor yang datang ke Indonesia tidak mendapat jaminan keamanan. Jaminan keamanan adalah hal yang paling mendasar," lanjut Eddy.

Namun, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membantah ada premanisme dari Ormas yang mengganggu pembangunan pabrik BYD.

Menurut Dedi, bukan premanisme yang jadi masalah, tapi calo tanah.

Premanisme, kata dia, adalah cerita lama.

Baca Juga: Rapat Kilat 20 Menit, Dedi Mulyadi Umumkan 18.000 Lowongan Kerja di Pabrik Mobil BYD Subang

IG/@dedimulyadi71
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi usai rapat dengan pengelola kawasan industri Subang Smartpolitan yang menghasilkan 18.000 lowongan kerja

"Enggak, itu berita lama. Cek saja sekarang, sekarang sudah sangat aman. Itu cerita lama, cerita yang disampaikan itu adalah cerita lama," kata Dedi saat ditemui di Gedung Pakuan, Kota Bandung, (23/4/25) melansir Kompas.com.

"Problem di Subang itu bukan di premanisme. Problem di Subang itu adalah di percaloan tanah, bukan di premanismenya," ujarnya.

Ia menjelaskan, harga tanah yang ditawarkan oleh pemilik lahan kepada pihak perusahaan tidak wajar dan terbilang sangat tinggi.

"Katanya sih saya enggak tahu denger langsung ya, ada yang nawarin Rp 20 juta per meter, ada Rp 10 juta per meter, ada Rp 5 juta per meter dan itu akan segera saya fasilitasi," tutur Dedi.

Demi mempercepat proses pembebasan lahan, Dedi mengatakan pihaknya akan mempertemukan perwakilan perusahaan dengan pemilik tanah untuk melakukan negosiasi harga.

"Saya akan pertemukan antara pihak mini yang melakukan pembebasan tanah atas nama perusahaan dan kemudian warganya, mungkin minggu depan sudah kelar," katanya.

Lebih jauh, Dedi memastikan pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut dan memastikan kelancaran investasi.

Baca Juga: Mencengangkan, Lexus LX 600 Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Nunggak Pajak Rp 42 Juta

"Kami telah berkoordinasi dengan aparat keamanan dan pihak terkait untuk memastikan tidak ada lagi gangguan terhadap pembangunan pabrik BYD. Investasi ini penting bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," tambahnya.

Diketahui, pabrik BYD di Subang diproyeksikan akan menyerap sekitar 18.000 tenaga kerja, termasuk tenaga terampil di bidang teknik dan elektronik.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan melalui pelatihan dan pendidikan vokasi.

Dengan situasi yang kondusif saat ini, Dedi Mulyadi berharap pembangunan pabrik BYD dapat selesai sesuai jadwal dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah serta nasional.