Kasus 2018-2023 disidak hari gini. Dan kalau mau yang disidak adalah depo yang disebut sebagai tempat pengoplosan meski diduga sudah rapi dengan ditangkapnya para tersangka.
Begitu juga ketika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas produk Pertamina.
Repsons publik bukan hanya tertuju pada ucapan menteri namun pada kredibilitas menteri.
Singkatnya, saat ini susah bagi Pertamina mendapat posisi yang baik di benak masyarakat.
Sementara itu Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi atau LEMIGAS juga melakukan pengujian 75 sampel di beberapa lokasi.
Termasuk sampel yang diambil bersamaan dengan kunjungan Komisi XII DPR RI pada SPBU di area Cibubur, Depok.
“Seluruh sampel BBM diperiksa berada dalam rentang batasan mutu yang dipersyaratkan (on spec),” jelas Mustafid Gunawan, Kepala Balai Besar Pengujian Migas/LEMIGAS, Jumat (28/2).
Alih-alih berita baik muncul mengiringi tes tersebut, sudah beredar video pengukuran RON menggunakan alat portable dan hasilnya RON BBM jeblok.
Padahal, seperti pernah ditegaskan Pertamina, metode yang akurat harus mengacu pada metode standar seperti ASTM RON Method. Dengan alat yang disebut CFR (Coordinating Fuel Research).
Yang melakukannya pun harus orang yang bersertifikat.
Nah, kita dan publik enggak tahu apa di balik pertentangan informasi dari dua lembaga ini, Kejagung dan Pertamina. Siapa paling kuat?
Apakah benar ada pengoplosan atau tidak terjadi pengoplosan karena ada pengawasan?
Namun yang paling penting di balik itu adalah, kepentingan konsumen. Bagaimana kualitas bensin Pertamax saat ini.
Apakah sudah sesuai RON yang diklaim atau sebenarnya tidak ada masalah dengan RON?
Waktu akan membuktikannya…