GridOto.com- Road Safety Association (RSA) menganggap presiden tidak peduli akan keselamatan berkendara.
Menurut Rio Octaviano, Badan Kehormatan RSA, instruksi presiden No.1 Tahun 2025 soal penghematan APBN membuat dapat menghancurkan program keselamatan berkendara yang telah dilakukan selama ini.
"Data Korlantas POLRI menjelaskan angka kematian diakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan secara rata-rata masih diangka 3 nyawa per jam hilang sia-sia," ungkap Rio.
Menurut Rio, dunia melalui PBB sudah membuat program Keselamatan LLAJ, dan tahun ini sudah masuk ke Dekade ke 2.
Setelah 2011-2020, saat ini memasuki tahapan 2020-2030, dengan target penurunan angka fatalitas sampai dengan 50%.
Masih disayangkan, angka pencapaian pemerintah Indonesia masih belum mencapai titik sukses.
Hal ini bukan karena tidak bergeraknya roda instansi terkait, tapi belum terkoordinir nya secara komprehensif dari Hulu ke Hilir semua kebijakan ini.
"Kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam hal penghematan APBN, ibarat strategi Bom Atom, menghancurkan target tapi juga mematikan ekosistem di sekitarnya," ungkap Rio.
Baca Juga: Ngeri! Pengendara Motor Jadi Penyumbang Kecelakaan Tertinggi di Indonesia, RSA Lakukan Ini
Pihaknya berharap, Keselamatan LLAJ tidak termasuk ke dalam imbas Bom Atom ini.
Sebab, hal ini membutuhkan keseriusan termasuk pendanaan serius dalam hal Keselamatan LLAJ ini.
Kenapa kami khawatir, karena pada 18-20 Februari 2025 diadakan 4th Global Ministrial Meeting for Road Safety.
Menurut Rio, pertemuan 5 tahunan dimana pemerintah Indonesia selalu hadir bersama dengan NGO.
"Tapi tahun ini, setelah kami kawal dengan semangat undangan sampai masuk ke Indonesia, ternyata Kemenhub memutuskan untuk tidak hadir dikarenakan kebijakan tersebut," jelasnya.
Sehingga tidak ada perwakilan dari Indonesia sebagai keseriusan penanganan Keselamatan LLAJ.
"Satu ekosistem yang turut mati karena Bom Atom," tutupnya.