Memaksa Motor Bebek Jadi Hantu

Ditta Aditya Pratama - Senin, 9 Januari 2023 | 15:01 WIB

Kawasaki ZX130 milik penulis saat mampir ke Dusun Setan, Magelang (Ditta Aditya Pratama - )

GridOto.com - Melihat penjualannya yang tergerus motor matik seakan memaksa motor bebek jadi hantu. Tapi masa sih langsung menghilang macam siluman?

Pembaca mungkin bakalan banyak yang protes, ah masih banyak kok yang pakai motor bebek!

Lalu maksud judulnya artikel ini mah ini sih mau ceng-cengin kawan saya yang baru saja bantuin istrinya bikin buku viral berjudul 'Memaksa Ibu Jadi Hantu'.

Tapi kan ini website otomotif gak usah bahas hantu-hantuan karena saya dan kawan dekat saya itu, Tito (nama sebenarnya) juga pengguna motor bebek dan jadilah kami ngobrol soal ini.

Cukup ngalor ngidul saya ngobrol sama Tito itu yang saya ingat pernah nyungsep masuk kolong bus saat bawa Suzuki Tornado. Untungnya selamat dan jadi insyaf.

Baca Juga: Nostalgia Sama Suzuki Satria 2-tak Yuk, Nih Sejarahnya saat Mulai Mengaspal di Indonesia

Ya bahasnya dari motor punya saya yang jadi foto utama di atas, Kawasaki ZX-130 si motor bebek super yang disering dihujat nabrak meledak gara-gara posisi tangkinya.

 

Istimewa
Fueltank ZX130

Buat saya dan Tito, banyak kenangan dengan motor bebek dengan beragam kisah konyol yang bisa bikin enggak berhenti ketawa.

Dan saya yakin buat orang kelahiran tahun 1980-1990-an bisa jadi ada nostalgi dengan motor bebek.

Entah motor pertama yang didapat karena ngambek dengan orang tua (eh saya enggak pake acara begituan), motor yang dibeli dengan gaji pertama, dipakai pacaran, dipakai belajar sama bapak, atau pernah nabrak motor bebek.

Saya akui sudah jarang saya pakai motor bebek itu semenjak saya ikut arus jadi ikutan pakai motor matic, jadi ngabers sajalah lebih simpel.

Naik motor bebek di tahun 2023 ya sekali-sekali saja buat ajang nostalgia, soalnya ngenes.

Ditta Aditya Pratama / GridOto.com
Penulis bersama motor bebek Kawasaki ZX130

Ngenes karena mesin bututnya yang seringkali dikebut oleh Honda BeAT, ngenes juga karena karburatornya sudah kacau sampai konsumsi bensinnya kalah irit sama Suzuki Spresso.

Enggak bohong. Waktu setelan karburator Kawasaki ZX130 saya kacau gara-gara skep vakumnya sobek dan pelampungnya oglek, konsumsi BBMnya tembus 1:18.

Malah kalau lihat beberapa waktu lalu, ada berita viral soal anak SMP yang jadi bahan ketawaan di sekolah gara-gara pakai motor bebek.

Beuh padahal motor bebeknya itu Yamaha 125z yang incaran kolektor dan jawara pada masanya.

Instagram @2takgank
Viral kisah siswi pengguna Yamaha 125Z ditertawakan temannya di media sosial.

Bahkan kisah paling ngenes itu dialami kawan saya yang lain, Eric dari Bandung.

Alkisah saat berlibur di villa di kawasan Jawa Barat, motornya Kawasaki Edge dan Honda BeAT saudaranya dicuri maling saat subuh.

Yang bikin dia bersyukur sekaligus dongkol, Kawasaki Edge miliknya dilempar ke kebun oleh maling dan hanya Honda BeAT saja yang dibawa.

Entah merepotkan dan bakal sulit dijual lagi sehingga sudahlah itu motor bebek ditinggal saja.

Eric Setio untuk GridOto.com
Bikin repot maling, Kawasaki Edge sudah dibobol malah dilempar ke kebun

Dari obrolan saya dengan kawan saya itu sih bukan soal desain yang bikin motor bebek nasibnya jadi kayak begini, tapi lebih dari faktor serbananggung.

Era 1990-2000an lalu bebek meraja sebab digadang-gadang solusi praktis, irit, dan murah.

Ya jelas, saingannya kan motor batangan alias motor sport.

Ditambah lagi eranya balap pasar senggol saat itu jadi ajang adu teknologi (dan tentunya jualan) motor bebek.

Meski motor matic mulai berkeliaran pada era itu semenjak hadirnya Kymco Jetmatic, bebek masih bisa jumawa.

tabloid OTOMOTIF NO. 51/IX SENIN 24 APRIL 2000.
Kymco Jetmatic Trend 125 saat mengukir rekor MURI

Embel-embel motor Cina, desainnya culun, boros, ga kuat nanjak, masih bisa nabokin penjualan motor matic macam Kymco Jetmatic kala itu.

Baru saat digempur oleh matic pabrikan Jepang macam Yamaha Mio, Nouvo, Honda Vario, sampai BeAT, bebek mulai bertekuk lutut.

Ya bisa dilihat dari sifat manusia yang emang gak mau ribet dan cari yang praktis, matic-matic Jepang menawarkan senjata yang selama ini jadi pegangan motor bebek.

Praktis, kurang praktis apa. Tinggal gas langsung nyelonong.

Irit, iya jelas gak jauh beda sama bebek. Apalagi pas sudah zaman injeksi, malah lebih irit.

Baca Juga: 5 Motor Bebek Paling Irit Bensin di Tahun 2022, Hasilnya Mengejutkan

Harga murah juga jadi salah satu pertimbangan, saat itu harga motor bebek diposisikan di tengah. Matic pilihan termurah, sedangkan motor sport varian termahal.

Posisinya yang serbananggung itulah yang bikin bebek lama-lama mati suri kehilangan peminat.

Black campaign macam motor matic boros, enggak kuat nanjak, sampai identik buat perempuan pun perlahan lenyap.

Jadi kepikiran juga pembuat stiker 'pakai motor matik sekalian aja pakai lipstik' mungkin sudah telan ludah sendiri dan ikutan pakai motor matik sekarang.

Terakhir saya pegang data AISI, motor bebek berkontribusi sekitar 6 persen dari penjualan nasional sebanyak 4.149.947 unit sepeda motor periode Januari-Oktober 2022.

Atau gak perlu deh pegang data, nongkrong saja satu jam di lampu merah dan bandingin jumlah motor matic dan bebek yang lewat.

Baca Juga: Harga Bekas Cuma Rp 5 Jutaan, Ini Tips Beli Yamaha Jupiter MX Gen Pertama

Tapi itu penjualan motor bebek baru, bukan motor bebek bekas.

Lihat-lihat lagi, zaman sekarang pembeli atau pengguna motor bebek makin tersegmentasi.

Yang pertama karena kalcer dan klasikan. Peminat motor bebek klasik macam Honda C70, Honda Astrea, hingga pasukan kebul macam Suzuki Satria sampai Yamaha F1ZR pun masih ada.

Ngomong rasio ya tentu masih tenggelam ketimbang pengguna motor matik.

Segmen kedua yang pakai motor bebek saat ini buat nostalgia, ya macam saya sendiri, atau kawan saya itu.

Segmen ketiga mungkin rada konyol, tapi motor bebek adalah motor pilihan petani buat ke ladang.

Enggak percaya? Coba saja main ke persawahan, ladang, hingga kebun sawit. Masih banyak motor bebek tuh yang berkeliaran walau bentuknya sudah enggak jelas.

Rudy Hansend
Motor Bebek Bekas

Segmen berikutnya, yang terpaksa karena bisa jadi belum ada duit buat beli motor matic.

Motor bebek bekas itu sumpah murahnya kebangetan, kalau mau nyari Kawasaki ZX130 mirip punya saya, cukup siapkan Rp 2-3 jutaan sudah bisa dapat tahun 2005 yang kondisinya bisa hidup.

Bahkan Honda Supra X125 PGM-Fi generasi pertama juga harganya sudah enggak sampai Rp 5 juta.

Makanya saya pikir-pikir motor bebek jadi seperti hantu bukan karena seram ya, tapi antara ada dan tiada saja...

Itu juga sepenuhnya bukan gara-gara motor matic, emang pada dasarnya aja selera pengguna motor yang sudah bergeser. 

Eh kalau gitu cocoknya motor bebek ibarat makhluk gaib macam jin ya, bukan hantu?

Tapi kalau pakai judul 'Memaksa Motor Bebek Jadi Jin', saya jadi enggak bisa ngecengin kawan saya Tito dan istrinya itu dong!

Dan satu lagi... Kalau motor bebek dianggap hantu, apa nggak keren tuh sebutan pengguna motor bebek berarti kan ghost rider, hehe.

*

Penulis adalah editor GridOto.com yang masih memiliki Kawasaki ZX130 keluaran 2005 dan sempat lama menggunakan Honda Supra (yang rodanya 2), Suzuki Smash, dan Yamaha F1ZR.