TCO Mobil Listrik Masih Mahal, KPBB Dorong Pemerintah Tetapkan Standar Emisi Karbon Agar Harga Makin Murah

Harun Rasyid - Rabu, 3 Agustus 2022 | 21:11 WIB

Ilustrasi mobil listrik (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) menyatakan biaya total kepemilikan atau Total Cost Ownership (TCO) mobil listrik saat ini masih lebih mahal dibanding mobil konvensional bermesin bensin, diesel, hingga mobil hybrid.

Dalam data yang ditunjukan KPBB, TCO mobil listrik per kilometer (km) mencapai Rp 5.301 sedangkan mobil hybrid yang biasa disebut Hybrid Electrical Vehicle (HEV) senilai Rp 4.445 per km.

Sementara untuk TCO mobil bensin yang ditunjukan KPBB, besarnya hanya Rp 2.941 dan Rp 2.852 per km untuk mobil konvensional bermesin diesel.

Data ini berdasarkan beberapa variabel mulai dari harga unit, biaya pengisian BBM atau sumber energinya, hingga biaya perawatan rutinnya.

Karena itu menurut Ahmad Safrudin selaku Direktur Eksekutif KPBB, Pemerintah perlu menetapkan standar emisi karbon agar pengguna kendaraan listrik bisa lebih diuntungkan.

"TCO mobil listrik masih lebih mahal dari mobil konvensional maupu hybrid, karena itu kita perlu mendorong adanya penetapan standar emisi karbon dari Pemerintah. Misalnya kendaraan 2.000 cc, maksimum karbonnya harus 118 gram per km," ujarnya saat webinar A Nat'l On Electric Vehicle: Triggering a Strategic Thing of e-2-3 Wheelers In Indonesia, Rabu (3/8/2022).

Dok. KPBB
Perbandingan TCO mobil listrik dengan mobil hybrid dan mobil konvensional

Ahmad juga menyebut, kendaraan konvensional yang tidak bisa mencapai standar emisi karbon disarankan dikenakan cukai.

"Artinya kendaraan yang tidak memenuhi standar masih bisa diproduksi tapi terkena fiskal disentif atau cukai. Jadi setiap kelebihan satu gram, akan dikalikan dengan nilai teknologi penurunan emisi karbon pada kendaraan," sebutnya.

"Sehingga nantinya ada jumlah cukai yang ditambahkan karena produsen kendaraan akan membebankan cukai pada konsumen. Efeknya bisa membuat harga mobil yang tidak memenuhi standar emisi karbon bisa semakin tinggi," lanjut Pria yang biasa disapa Puput tersebut.