Sejarah Baterai Mobil Listrik, Ternyata Versi Jadul Baterainya Tak Bisa Diisi Ulang, Repot Deh

Dida Argadea - Senin, 16 Mei 2022 | 16:45 WIB

Ilustrasi baterai lead-acid dengan teknologi zaman dulu (Dida Argadea - )

Tapi produsen kendaraan biasanya memilih baterai dengan usia dan daya tahan paling lama.

Baca Juga: Nyaman dan Irit, Begini Cara Kerja e-Pedal Mobil Listrik Nissan Leaf

Dibandingkan dengan beberapa jenis baterai di era modern, Li-ion punya beberapa keunggulan.

Ia punya kepadatan energi yang baik, sehingga ideal untuk mobil listrik.

Baterai Li-ion juga sangat baik dalam mempertahankan energi, dengan performa pengisian ulang yang lebih baik dari baterai jenis NiMH.

www.greencarrepots.com
Baterai Li-ion jadi andalan mobil listrik modern

Namun baterai Li-ion juga punya beberapa kelemahan, salah satunya soal harga yang paling mahal dibanding jenis baterai lainnya.

Ada juga isu soal panas berlebih ketika pengisian ulang yang dapat memicu kebakaran atau ledakan.

Pernah ada lho kasus pada Tesla Model S yang terbakar karena meningkatnya suhu baterai saat pengisian ulang.

Meski begitu, kini segala upaya telah dilakukan untuk meningkatkan keselamatan bagi mobil listrik yang menggunakan baterai Li-ion.

Terlebih baterai ini tetap menjadi pilihan beberapa produsen mobil listrik, karena kelebihannya yang dirasa lebih banyak ketimbang kekurangannya.

Tampaknya baterai jenis inilah yang masih akan mendominasi karena mampu menyimpan dan mengisi ulang daya lebih baik.

Sementara lead-acid battery dan baterai NiMH tak lagi jadi pilihan, meski baterai jenis ini masih kerap dipakai dalam industri otomotif.