Liga Irit 2021: Teknologi Ioniq yang Membuatnya Layak Jadi Benchmark

Radityo Herdianto - Selasa, 28 September 2021 | 12:12 WIB

Hyundai Ioniq Signature di SPKLU Pertamina Fatmawati, Jakarta Selatan (Radityo Herdianto - )

Perbandingan konsumsi energi ini menjadi gambaran seperti apa teknologi yang ada di pasaran saat ini, antara mobil listrik, dengan mobil-mobil peminum bahan bakar baik konvensional maupun hybrid.

Keiritan konsumsi energi listrik Hyundai Ioniq juga didukung dengan fitur-fitur yang tersemat, selain tentu saja motor listrik beroutput besar yang secara alami hemat energi.

Trybowo Laksono
Hyundai Ioniq punya mode Eco dan Eco+ yang mendukung efisiensi energinya.

Baca Juga: Fitur Mobil Listrik Nissan Leaf Lebih Unggul Dari Hyundai Ioniq?

Dimulai dari fitur mode berkendara Eco dan Eco+ pada konsol tengah.

Masuk ke dalam mode Eco dan Eco+, jarak tempuh baterai bisa bertambah sekitar 20 km hingga 30 km dari mode Normal.

Respons pedal akselerator lebih halus, ikut meminimalisir konsumsi energi listrik ketika melakukan akselerasi.

Juga settingan AC mobil yang turut mengoptimasi efisiensi energi, yaitu dengan mode embusan angin yang hanya ada di kisi-kisi area supir.

Di area lain selain supir seperti penumpang depan dan bangku baris kedua memang jadi kurang sejuk, tapi fitur ini mampu mengurangi konsumsi listrik oleh kompresor AC.

Lalu kehadiran pengaturan regenerative braking pada tuas di balik setir menyerupai paddle-shift ikut membantu mengoptimalkan pengisian baterai yang pada akhirnya menambah jarak tempuh.

Ada tiga level yang bisa dipilih, semakin besar level semakin besar regenerative braking yang dihasilkan.

Saat melepas pedal akselerator, mobil layaknya memiliki engine brake yang akan me-recharge baterai.

Aries Aditya
Coast Energy Regenerative di Hyundai Ioniq bisa diset dari 3 level berbeda

Baca Juga: Nissan Leaf, Mobil Listrik Yang Lebih Murah Dari Hyundai Ioniq?

Model bodi Ioniq yang streamline juga berkontribusi menghemat energi, terutama saat melintas di rute lengang dengan kecepatan menengah-tinggi.

Serta model palang pelek yang dibuat menyerupai kipas (blade).

Efek positif terhadap aerodinamika ini membuat cruising lebih sedikit mengonsumsi energi listrik.