Bahan Baku Melimpah, Kemenperin Dorong Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik

Naufal Shafly - Kamis, 24 Juni 2021 | 14:14 WIB

Ilustrasi. Proses pembuatan baterai mobil listrik Nissan Leaf (Naufal Shafly - )

GridOto.com - Guna mewujudkan target Indonesia sebagai pemain utama industri kendaraan listrik global, pemerintah terus mendorong pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengatakan kendaraan listrik akan menjadi masa depan industri otomotif dunia.

"Permintaan EV di dunia diperkirakan terus meningkat dan akan mencapai sekitar 55 juta unit pada tahun 2040. Pertumbuhan ini tentunya mendorong peningkatan kebutuhan baterai lithium ion (LIB)," ungkap Taufiek Bawazier.

Melihat hal ini, Taufik optimis Indonesia menjadi pemain penting industri kendaraan listrik dunia karena memiliki sumber bahan baku baterai.

Baca Juga: Uji Coba Kendaraan Listrik, PLN dan Dishub Bali Perkenalkan Electrifying Lifestyle

"Hal ini menjadi potensi pengembangan industri baterai yang merupakan komponen utama dalam ekosistem energi terbarukan. Energi yang dikonversi dari sumber terbarukan akan disimpan dalam baterai dan akan digunakan baik secara langsung atau melalui jaringan listrik," paparnya.

Taufiek mengatakan, saat ini di Tanah Air sudah terdapat sembilan perusahaan yang mendukung pengembangan industri baterai.

Istimewa
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier.

Lima di antaranya sebagai penyedia bahan baku seperti nikel murni, kobalt murni, nikel ferro, dan endapan hidroksida campuran. Sedangkan, keempat perusahaan lainnya adalah produsen baterai.

“Dengan demikian, Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang,” jelas Taufiek.

Baca Juga: Teknologi Mobil Listrik Hyundai Kona Bisa Donor Daya Baterai

Ia menambahkan, pengembangan baterai nantinya juga akan diarahkan untuk mendukung program EBT pemerintah, salah satunya melalui solar energy.

Baterai yang termasuk dalam ekosistem solar energy akan mendorong adopsi EBT sekaligus memacu pertumbuhan industri sel surya yang sudah terdapat di dalam negeri.

“Pemerintah akan mendorong pengembangan ekosistem renewable energy seperti baterai, sel surya, dan inverter melalui regulasi TKDN. Dukungan dari instansi teknis terkait sangat diperlukan agar adopsi energi terbarukan di Indonesia dapat memenuhi target-target yang sudah ditetapkan pemerintah hingga tahun 2050,” imbuhnya.

Pengembangan industri baterai juga perlu didukung dengan industri daur ulang. Baterai yang nantinya akan menjadi limbah memerlukan penanganan yang komprehensif, antara lain dengan daur ulang agar proses pemurnian dapat dilakukan.

“Limbah baterai serta beberapa jenis scrap dari paduan nikel sangat memungkinkan untuk didaur ulang sehingga dihasilkan beberapa jenis produk yang bernilai tinggi,” pungkasnya.