VW Mau Ubah Namanya Jadi 'Voltswagen', April Mop atau Malah Betulan?

Ruditya Yogi Wardana - Selasa, 30 Maret 2021 | 14:13 WIB

Mobil listrik Volkswagen bernama ID.4. (Ruditya Yogi Wardana - )

GridOto.com - Sejumlah pabrikan otomotif roda empat perlahan-lahan beralih untuk bersaing di pasar mobil listrik dunia.

Tidak terkecuali Volkswagen (VW) yang sudah punya satu line up mobil listrik buatannya, yakni ID.4.

Tapi, ada yang menarik dari peralihan VW dalam langkahnya untuk mengembangkan ekosistem mobil listriknya, yaitu dengan merubah namanya menjadi 'Voltswagen'.

Mungkin sebagian dari kalian berpikir perubahan nama menjadi 'Voltswagen' merupakan kelakar atau hanya berita konyol April Mop saja.

Baca Juga: Ingin Susul Tesla, VW Siap Bangun Enam Pabrik Baterai Mobil Listrik Baru di Eropa

Namun, perubahan nama ini ternyata benar-benar akan dilakukan VW dan semua mobil listrik buatannya akan membawa merek Voltswagen.

Melansir dari USAToday.com, kabar perubahan nama tersebut muncul ketika VW tidak sengaja mengeluarkan rilis yang seharusnya baru diterbitkan pada 29 April 2021 mendatang.

Sayangnya, rilis ini langsung dihapus dari website resmi VW tidak lama setelah bocor ke publik.

Dalam rilis itu tertulis bahwa perubahan nama VW menjadi 'Voltswagen' dilakukan sebagai bentuk keseriusan mereka untuk bersaing di pasar mobil listrik dunia.

Baca Juga: Mobil Terlupakan Buatan VW, Basisnya Golf GTI Mk5, Tampang Kalem Tapi Tenaganya 650 DK!

"Nama dan merek baru ini melambangkan komitmen Voltswagen dalam mencapai tujuan kami, yakni berkembangnya ekosistem mobil listrik kami di dunia," sebut pihak VW, dikutip GridOto.com dari USAToday.com.

Jadi untuk ke depannya, semua mobil listrik buatan VW akan dipasangkan emblem 'Voltswagen' di beberapa bagian eksterior.

Sementara untuk mobil konvensional buatannya tetap menggunakan emblem standar VW.

"Kami mungkin mengubah huruf 'K' menjadi 'T'. Tetapi yang tidak kami ubah adalah komitmen perusahaan untuk membuat mobil terbaik di kelasnya untuk para konsumen di mana pun dirinya berada," pungkas CEO VW Amerika Serikat, Scott Keogh.