INDEF Sebut Relaksasi PPnBM Untuk Mobil Baru Tidak Efektif Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Muslimin Trisyuliono - Minggu, 21 Februari 2021 | 21:30 WIB

Ilustrasi mobil (Muslimin Trisyuliono - )

GridOto.com - Pemerintah berencana mengucurkan insentif berupa penurunan Pajak Atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 0 persen untuk mobil baru mulai 1 Maret 2021.

Langkah tersebut diambil pemerintah sebagai upaya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), karena industri otomotif merupakan salah satu sektor manufaktur terdampak Pandemi Covid-19 paling besar.

Namun seperti kebijakan pemerintah lainnya, pemberian insentif penurunan tarif PPnBM tersebut juga mendapatkan respons pro dan kontra dari berbagai kalangan.

Salah satunya, Tauhid Ahmad selaku Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai kebijakan penurunan PPPnBM tidak meningkatkan penjualan mobil baru secara tajam.  

Baca Juga: Suzuki Kasih Sinyal Estimasi Penurunan Harga Mobil Baru Setelah Kena PPnBM Nol Persen, Jadi Segini Sob!

"Secara umum dampak (PPnBM) pada perekonomian bisa dikatakan 0,00 sekian persen ini yang kita hitung. Dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap apa yang digembar-gemborkan pemerintah," ujar Tauhid dalam diskusi virtual INDEF, Minggu (21/02/2021).

Pasalnya ada beberapa hambatan bagi pemerintah untuk meningkatkan penjualan mobil baru pada saat ini.  

"Dari sisi konsumsi kalau kita lihat pola perilaku konsumen tidak ada perubahan, perilaku relatif cenderung stagnan," terang Tauhid.

"Kedua, penurunan harga jual kendaraan 1.500 cc ke bawah kurang lebih hanya 10 persen dari harga sebelumnya. Ini bisa lebih besar jika (penurunan) PPnBM cenderung ajek apalagi ada diskon dealer," sambungnya.

Baca Juga: KPBB Sebut Pemotongan Tarif PPnBM Untuk Pembelian Mobil Baru Tidak Logis dan Tidak Akan Efektif