Bukti Pasar Otomotif Indonesia Masih Menarik di Mata Pengusaha Asing

Muhammad Ermiel Zulfikar - Kamis, 3 Desember 2020 | 18:35 WIB

(Ilustrasi) Penjualan mobil pada gelaran GIIAS 2019 (Muhammad Ermiel Zulfikar - )

Baca Juga: Asosiasi Aftermarket Minta Relaksasi Pajak Mobil Baru 0% Cepat Terlaksana, Ini Efeknya Buat Penjualan Sparepart dan Aksesori

Ayong menjelaskan, saat ini pasar otomotif Indonesia sedang menghadapi ujian berat, dimana industri utamanya yakni mobil dan motor mengalami badai penurunan penjualan efek dari pandemi Covid-19. 

Secara tidak langsung, hal itu juga turut memberikan dampak yang begitu besar terhadap menurunnya kinerja industri aftermarket dan komponen otomotif.

"GATOMI yang 42 perusahaan anggotanya berkecimpung di produk aftermaket, in car audio, car and motorcycle accesories, car and motorcycles spareparts dan chemical for maintenance juga mengalami hal senada," tutur Ayong lagi.

"Tiga bulan pertama 2020 masih tergolong baik, setelah itu jatuh ke titik terbawah yang dimulai dari April hingga Mei. Namun sudah mengalami sedikit perbaikan hingga bulan ini," lanjutnya.

Baca Juga: Edukasi Konsumen Melalui Platform Digital, Jadi Jurus Pengusaha Aftermarket Ini Selama Pandemi Covid-19

Meski begitu, Ayong mengungkapkan bahwa semangat untuk bangkit tidak pernah luntur. 

Berbagai langkah strategis, inovasi serta terobosan baru dilakukan oleh para pelaku industri guna menggairahkan kembali pasar otomotif Tanah Air.

"Banyak dari kami mengubah strategi, baik target, order, peluncuran produk baru, riset dan pengembangan, pembukaan retail baru hingga menata ulang pelayanan konsumen dan edukasi pembeli," papar pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Kramat Motor ini.

"Termasuk digitalisasi pemasaran dan pengembangan kendaraan listrik," pungkasnya.