Mobil Juga Bisa Demo Kalau Anda Sering Lupa Melakukan Hal-hal Ini

Nana Triana - Kamis, 12 November 2020 | 13:52 WIB

Ilustrasi mobil melakukan demo untuk menuntut haknya dengan menggunakan cardboard yang bertuliskan #StopCarAbuse. (Nana Triana - )

 

GridOto.com - Padatnya aktivitas membuat banyak pengendara abai akan kondisi mobil yang digunakan sehari-hari. Padahal kalau dipikir-pikir apa yang dialami mobil setiap harinya dalam perjalanan juga tidak ringan. Belum lagi dengan kebiasaan akselerasi dan deselerasi yang kurang halus.

Sebagai rasa terima kasih terhadap mobil yang jadi teman perjalanan sehari-hari, Anda pun merawatnya dengan seksama. Mulai dari memoles bodinya hingga melakukan servis berkala.

Namun, pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan Anda menggunakan dan merawat mobil. Kegiatan lebih banyak dilakukan di rumah sehingga mobil jarang dikendarai. Secara tidak sadar Anda pun abai untuk merawatnya.

Apalagi sejak kembali diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat. Pemilik kendaraan semakin malas ke luar rumah dan mobil hanya terparkir di garasi atau parkiran dalam waktu cukup lama.

Maka dari itu, beberapa hari ini terjadi fenomena luar biasa di parkiran-parkiran gedung di Jakarta. Banyak mobil yang melakukan aksi demo. Mereka menggunakan cardboard yang bertuliskan tuntutannya kepada si pemilik untuk #StopCarAbuse.

 Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Filter Oli Mesti Diganti Setiap Ganti Oli Mesin

Ternyata mobil-mobil ini menuntut hak-hak mereka untuk dapat hidup dengan layak. Berikut ada beberapa kebiasaan buruk kita yang dapat membuat mobil demo.

  1. Jarang periksa aki

Banyak faktor penyebab mobil demo, salah satunya disebabkan oleh kelalaian pemilik kendaraan untuk mengecek kondisi aki.

Komponen penyimpan sumber listrik ini akan kehilangan dayanya jika kendaraan tidak pernah dinyalakan dalam waktu yang lama. Hal ini karena setiap harinya aki akan kehilangan dayanya lebih kurang 3 persen saat mesin tidak dinyalakan.

Padahal, aki berfungsi sebagai penyuplai arus listrik bagi semua komponen yang membutuhkannya, seperti dinamo starter dan lampu.

Baca Juga: Supaya Awet, Jauhkan Hal Ini Saat Bersihkan Filter Udara Stainless

Kondisi ini sering terjadi pada mobil yang masih menggunakan aki konvensional atau aki basah. Penggunaan aki basah memerlukan perawatan agar kinerjanya selalu maksimal.

Selain, aki wajib dihidupkan setiap harinya, setidaknya ada tiga poin utama untuk melakukan perawatan pada aki basah. Pertama, menjaga level air aki agar selalu terjaga, di mana air aki tidak boleh di bawah indikator.

Kedua, selalu lakukan perawatan di terminal aki. Terakhir, baterai harus dalam kondisi bermuatan listrik walau mobil ditinggal lama.

Bagaimana dengan aki kering? Pada aki kering ada indikator untuk menunjukan kondisi aki apakah baik, kurang baik atau sudah rusak.

Jika indikator aki berwarna biru berarti aki dalam kondisi baik. Saat aki kekurangan muatan listrik, indikator biasanya berwarna putih.

Baca Juga: Nih! Perbedaannya Aki Mobil Tipe Basah dan Kering, Simak Artikel Ini

Anda harus mengganti aki ketika indikatornya berwarna merah. Artinya, aki sudah rusak.

  1. Tidak pernah cek komponen mesin

Tidak hanya aki yang bisa menyebabkan mobil Anda tiba-tiba mogok. Kerusakan atau permasalahan pada alternator pun bisa jadi pemicunya Sob.

Alternator merupakan komponen yang berfungsi sebagai pengisi muatan listrik yang pada aki. Jika alternator bermasalah, lambat laun aki pun akan kehabisan daya karena tidak mendapat suplai listrik.

Hal ini patut diperhatikan karena tidak sedikit menganggap aki soak, namun ternyata alternator yang bermasalah.

Selanjutnya, kelalaian yang paling sering dilakukan oleh pemilik kendaran adalah jarang mengecek air radiator. Jika air radiator kurang atau bahkan habis, mobil bisa overheat sehingga mesin mati mendadak dan mengakibatkan kerusakan yang cukup fatal.

Baca Juga: Street Manners: Meski Sepele, Hal Ini Masih Sering Diabaikan Pengguna Kendaraan

  1. Membiarkan mobil kehabisan oli

Bagi mobil, oli ibarat darah dalam tubuh manusia yang dipompa jantung untuk membawa oksigen keseluruh tubuh. Oli memiliki fungsi vital untuk melindungi komponen yang terdapat dalam mesin dari gesekan dan panas.

Namun sayangnya, oli mesin punya usia pakai yang tidak panjang karena seiring masa pemakaian mobil, oli mesin akan mengalami penguapan. Oli harus diganti pada periode waktu atau jarak tempuh tertentu.

Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin oli di dalam mesin akan semakin berkurang, bahkan habis. Jika mobil dipaksa berjalan dengan kondisi ini mesinnya akan rusak. Maka dari itu, mengecek kondisi oli sangat penting karena jika abai kerugian yang cukup besar menanti Sob.

Meskipun mobil tidak digunakan, oli tetap harus diperhatikan salah satunya dengan melakukan pergantian rutin setiap 6 bulan atau setiap 10.000 kilometer. Selain interval pergantian oli, Anda Juga harus cermat memilih oli mesin yang digunakan.

Baca Juga: Gant Oli Mesin Mobil, Ikuti Patokan Jarak Tempuh Atau Periode Waktu?

Jangan sampai sembarangan memilih oli mesin, karena mobil juga berhak dilindungi mulai dari kondisi mesinnya.  Bila dibiarkan bukan tidak mungkin mobil akan melakukan aksi demo untuk menuntut haknya dengan menggunakan cardboard yang bertuliskan #StopCarAbuse.

Untuk itu berikan mobil perlindungan sejak ia dihidupkan dengan memilih oli yang tepat. Salah satunya dengan menggunakan oli berteknologi Castrol Magnatec.

Oli ini memiliki molekul pintar yang diformulasikan secara khusus untuk melekat pada bagian-bagian mesin yang penting, dan secara signifikan mengurangi keausan mesin.

Selain itu, ketika mesin berhenti, biasanya oli mengalir kembali ke bak oli, tetapi molekul cerdas Castrol Magnatec tetap melekat pada bagian-bagian mesin sehingga mobil akan terlindungi sejak pertama kali dihidupkan.

Sebagai informasi tambahan, teknologi ini juga akan melindungi mesin mobil secara maksimal dan memberikan perlindungan 20 persen lebih baik terhadap keausan mesin.

#StopCarAbuse dan rawat mobil Anda dengan Castrol Magnatec supaya enggak ngambek di tengah jalan.