Kasus Biker Harley-Davidson Keroyok TNI Masih Panas, Ketua HOG Jadi Sorotan Karena Pernyataannya yang Dianggap Arogan

Ditta Aditya Pratama - Kamis, 5 November 2020 | 20:31 WIB

salah satu anggota HOG berada di atas salah satu anggota TNI AD yang jadi korban. (Ditta Aditya Pratama - )

HOG SBC
Perjalanan turing HOG SBC

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menilai Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago harus mencabut pernyataannya yang menganggap kasus pengeroyokan yang dilakukan sejumlah anggota geng motor gede (moge) Harley Davidson yang dipimpinnya, terhadap dua prajurit TNI adalah masalah kecil.

"IPW menilai pernyataan Djamari itu sangat tidak mendidik dan sangat mengedepankan sikap arogansi dari seorang pensiunan militer," kata Neta yang dikutip GridOto.com dari Warta Kota.

Seharusnya kata Neta, sebagai pimpinan kelompok moge, Djamari meminta maaf kepada masyarakat, karena anggota rombongannya sudah berbuat semena-mena.

Tidak hanya kepada masyarakat umum di jalanan, tapi juga kepada anggota TNI yang dikeroyok.

"Sikap Djamhari yang arogan itu tidak pantas ditiru dan akan membuat dirinya akan dicibir oleh masyarakat luas. Pada akhirnya itu akan merugikan dirinya sendiri sebagai pensiunan TNI, yang seharusnya dihormati publik," ujar Neta.

Baca Juga: Tersangka Pengeroyokan Anggota TNI AD Oleh Oknum Bikers Harley-Davidson Bertambah, Kini Lima Orang Diamankan

Untuk itu kata Neta, IPW berharap, Djamhari sebagai purnawirawan mau berjiwa besar mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada masyarakat luas.

"Khususnya kepada kedua prajurit TNI yang sedang terbaring di rumah sakit akibat dikeroyok anggota masyarakat sipil pengguna moge, anggotanya. Seharusnya Djamhari bisa berkomentar lebih santun dan kebapakan dalam melihat kasus ini," tambah Neta.

Belajar dari kasus ini, menurut Neta, sudah saatnya para petinggi yang menjadi pimpinan kelompok motor gede mengingatkan para anggotanya, agar tidak bersikap arogan di jalanan dan tidak bersikap ugal-ugalan atau tidak menjadi raja jalanan seperti geng motor yang banyak dikeluhkan masyarakat.

"Jika pengendara moge bersikap ugal-ugalan seperti geng motor, bukan mustahil masyarakat akan memberi perlawanan pada mereka, dan pengendara moge akan menjadi musuh masyarakat di jalanan," katanya.

Neta mengatakan para purnawirawan yang menjadi pimpinan kelompok pengendara moge, jangan mau menjadi 'bemper' atas keugal-ugalan anggotanya.

"Jika tidak, mereka akan dicibir dan tidak dihargai publik. IPW mendesak Polda Sumbar memproses kasus ini dengan Promoter," katanya.

Selain dikenakan pasal telah melakukan penganiayaan, menurut Neta, pengendara moge itu harus dikenakan pasal berlapis, yakni melawan aparatur negara.

"Dan sebaiknya kasus ini diselesaikan di pengadilan agar ada efek pembelajaran agar pengendara moge tidak bersikap seenaknya ugal-ugalan dan pimpinannya tidak arogan atau menganggap sepele persoalan yang ada, yang sudah membuat masyarakat terluka," papar Neta. 

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sebut Pengeroyokan oleh Rombongan Moge Masalah Kecil, Djamari Chaniago Diminta Tarik Pernyataan