HOG Siliwangi Bandung Chapter Minta Maaf, Yang Salah Harus Dihukum

Hendra - Sabtu, 31 Oktober 2020 | 20:49 WIB

Perjalanan turing HOG SBC (Hendra - )

Gridoto.com- Perjalanan Long Way Up Sumatera Island yang dilakukan Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) 29 Oktober - 7 November 2020 diwarnai insiden penganiayaan

Pengeroyokan yang dilakukan anggota HOG SBC ini terjadi di tepi jalan depan konter HP Simpang Tarok, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittingi , Jumat (30/10) sekitar pukul 16:40 WIB.

HOG SBC diwakili Humasnya, Epriyanto meminta maaf atas kejadian ini.

“Kami memohon maaf kepada Pihak seluruh Anggota TNI dan memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat khususnya Kota Bukittinggi,” kata Epriyanto.

Turing Long Way Up Sumatera Island ini melewati 3 Provinsi yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Baca Juga: Update Rombongan Harley-Davidson Keroyok Anggota TNI, Polisi Resmi Sita 13 Motor, Bikernya Gimana?

Instagram @bukittinggi24jam
salah satu anggota HOG berada di atas salah satu anggota TNI AD yang jadi korban.

Joel D. Mastana, anggota HOG Jakarta Chapter memberikan komentar mengenai kejadian ini. 

Ia menyayangkan peristiwa yang terjadi di kota wisata tersebut. 

"Yang salah tetap harus dihukum. Penganiayaan biar bagaimana pun tidak bisa dibenarkan," katanya. 

Ia mengaku pernah memberikan pelatihan kepada anggota HOG SBC.

Baca Juga: Anggota TNI AD Kodim 0304 Dikeroyok Para Pengendara Harley-Davidson di Bukittinggi, Simak Videonya

"Tapi jujur pelaku yang menganiaya saya tidak kenal. Sepertinya anggota baru. Saat ini memang banyak pemilik baru Harley-Davidson," jelasnya. 

Joel yang juga instruktur safety riding mengatakan peristiwa ini momentum bagi pengendara motor yang turing untuk kembali memperhatikan aturan lalu lintas.

Harley-Davidson dengan suara yang menggelegar diakui Joel membuat adrenalin pengendaranya tinggi, terlebih saat konvoi.

"Untuk itu, soal manajemen saat turing harus benar-benar dilakukan," paparnya.

Sebelum melakukan perjalanan, harus ada pihak sebagai road captain sebagai penanggung jawab tim, melakukan briefing hal apa saja yang boleh dan tidak dilakukan. 

"Bagaimana kalau salah satu anggota tertinggal, ini semuanya harus dipaparkan. Termasuk pos-pos pemberhentian manakala ada anggota yang tertinggal," katanya. 

Kasus yang menimpa HOG SBC adalah kepanikan ketika tertinggal anggota lainnya. 

"Di sini road captain bertugas untuk memantau pergerakan anggota. Bagi yang tertinggal pun tidak usah tergesa-gesa karena juga akan ada titik pertemuan yang di sepakati," katanya. 

Terakhir ia berharap, masyarakat tidak mencap arogansi kepada biker moge.

"Perlu saya jelaskan ini adalah tindakan oknum, tidak semua pengendara moge seperti itu. Jangan sampai karena satu dua orang, seluruh pengendara moge mendapat cap negatif. Namun demikian, hukum harus ditegakkan siapa yang salah ya dihukum," tutupnya.