Recall Fuel Pump Mobil di Indonesia, Ada Pengaruh dari Pemakaian BBM?

Radityo Herdianto - Rabu, 5 Agustus 2020 | 11:00 WIB

Pengisian BBM Mobil di SPBU (Radityo Herdianto - )

Menurut Pak Yus, bahan bakar yang diproduksi untuk kendaraan sudah ditetapkan standarnya masing-masing di dunia yang disesuaikan dengan spesifikasi mesin mobil.

Ibnu Jundi
Mitsubishi Xpander masih asyik diajak menikung cepat

Baca Juga: Recall Fuel Pump Toyota di Indonesia, Ternyata Gara-gara Komponen Ini

Namun, Pak Yus tidak memungkiri ada unsur kimia bahan bakar yang bisa menjadi penyebab deformasi material impeller fuel pump.

"Seperti unsur kimia aromatik, benzena, dan sulfur yang standar ditambahkan di dalam bahan bakar akan bereaksi dengan material impeller yang menggunakan polikarbonat," terang Pak Yus.

Hanya saja tidak sepenuhnya unsur kimia ini bisa menjadi pengaruh deformasi material impeller dari polikarbonat karena setiap unsur ada breakdown-nya.

"Untuk standarisasi nasional, unsur kimia yang terdiri dari beberapa struktur dijadikan total aromatic, total benzena, atau total sulfur," jelas Pak Yus.

Rianto Prasetyo
Tim Toyota Fortuner Hidden Beach disambut dan dikawal oleh komunitas menuju titik finish

Baca Juga: Cuma Karena Kebiasaan Sepele Ini, Fuel Pump Mobil Bisa Rusak Lho

"Ada struktur unsur kimia tertentu yang lebih dalam bisa bereaksi dengan material polikarbonat sehingga mengalami deformasi," tambah Pak Yus.

Ditambah jarak impeller dirancang setipis mungkin dengan dinding pompa supaya tidak ada kebocoran samping saat pompa bekerja menyedot bahan bakar.

Reaksi dari unsur kimia ini menyebabkan ukuran dari impeller menjadi membesar atau mengembang, umumnya kita kenal dengan melar.

"Meskipun mengembangnya sedikit, jarak yang sangat tipis bisa langsung bikin macet fuel pump dan tidak berfungsi," ujar Pak Yus.

Rianto Prasetyo/GridOto.com
Ilustrasi pengecekan BBM di SPBU

Baca Juga: Kebiasaan Campur Oktan Bahan Bakar, Apakah Ada Gunanya atau Tidak?

"Atau ada unsur total sulfur yang bisa membuat karat bearing impeller sehingga putarannya macet dan mengurangi suplai bahan bakar ke mesin," sebut Pak Yus. 

Pak Yus melihat adanya kemungkinan supplier fuel pump tidak meneliti struktur unsur kimia bahan bakar yang lebih dalam sehingga terjadi incompatible.

"Jadi material impeller atau bearing perlu disesuaikan kembali supaya tidak mengalami reaksi dengan bahan bakar sehingga tidak terjadi deformasi," tutup Pak Yus.