Kepala Desa dan Pertamina Sama-sama Sentil Pertamini: Merugikan Warga

Muhammad Rizqi Pradana - Selasa, 3 Maret 2020 | 11:30 WIB

Dua kepala desa dari Garut, Dadang Hermawan (kedua dari kiri) dan Tata Juhara (kedua dari kanan), serta Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Ma'sud Khamid sama-sama menyentil Pertamini. (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Di Indonesia, masih banyak daerah pedesaan dan pelosok yang belum dijangkau oleh SPBU besar seperti milik Pertamina.

Akibatnya, banyak terdapat gerai pengecer BBM seperti Pertamini buka lapak untuk memenuhi kebutuhan bensin di daerah-daerah tersebut.

Contohnya di Kecamatan Caringin, Garut, Jawa Barat, yang memiliki jarak 30 km dari SPBU terdekat.

"Pertamini sudah menjamur, ada sekitar 30 Pertamini di Kecamatan Caringin," tukas Dadang Hermawan, Kepala Desa Samudera Jaya, Kec. Caringin, pada hari Senin (2/3/2020),

(Baca Juga: Incar Daerah Pelosok, Pertamina Sosialisasikan SPBU Mini ke 5.000 Kepala Desa di Jawa Barat)

Ia mengatakan, banyak warga yang memilih untuk isi bensin di gerai-gerai Pertamini meskipun merugikan karena harganya bisa lebih mahal.

Hal tersebut diamini Tata Juhara, Kepada Desa Purbayani, Kec. Caringin yang mengatakan bahwa selisihnya bahkan bisa mencapai Rp 2.000 per liternya.

“Takaran liter-nya pun sering tidak sesuai, saat membeli BBM 1 liter belum tentu isinya 1 liter, pokoknya merugikan warga,” ujar Tata.

Tidak hanya kepala desa, PT Pertamina pun ikut ‘menyentil’ Pertamini dengan menyatakan bahwa SPBU Mini milik mereka yaitu Pertashop tidak akan merugikan warga.