Ini Jawaban Kenapa Orang Jepang Jarang Gunakan Mobil Pribadi

Dia Saputra - Selasa, 29 Oktober 2019 | 19:30 WIB

Suasana lalu lintas di salah satu sudut kota di Jepang (Dia Saputra - )

GridOto.com - Kalian pernah bertanya-tanya ndak, kenapa di Negeri Sakura atau Jepang jarang terjadi kemacetan seperti di Indonesia.

Padahal Negeri Sakura terkenal sebagai negara yang memiliki industri otomotif terbesar.

Namun masyarakatnya malah jarang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor dalam beraktivitas sehari-hari.

(Baca Juga: Kenali Fungsi Empat Macam Warna Pelat Nomor di Jepang)

Mayoritas, penduduk Jepang yang tinggal di kota-kota besar layaknya Tokyo atau Osaka lebih memilih beraktivitas menggunakan transportasi umum terutama kereta bahkan sebagian malah memilih untuk bersepeda.

Alasanya bukan karena ada regulasi ganjil-genap atau karena banyak ojek online seperti di Indonesia sob.

Tapi memang biaya menggunakan mobil pribadi di Jepang sangatlah mahal, dibandingkan menggunakan transportasi umum.

(Baca Juga: Industri Otomotif Jepang Diperketat Oleh Japan Automobile Research Institute)

Hal ini diungkapkan Andre, local tour guide Daihatsu saat berkunjung ke Tokyo Motor Show (TMS) 2019.

Pria warga Malaysia yang sudah tinggal sekitar 25 tahun lebih di Jepang itu menjelaskan bila ongkos untuk menggunakan mobil pribadi sangat tinggi, terutama di perkotaan.

"Mahal sekali, untuk tol saja sekali jalan itu bisa sekitar 900 Yen kalau dikonversikan sekitar Rp 116.006 (kurs 1 Yen = 128,90) mungkin dari rumah sampai kantor bisa lima kali bayar, nanti pulang lima kali lagi," ujar Andre di Tokyo belum lama ini.

Pilot/GridOto
Ilustrasi parkir di Jepang

Bila diakumulasi satu hari untuk pulang pergi artinya masyarakat Jepang yang menggunakan mobil pribadi bisa menghabiskan ongkos untuk tol saja sekitar Rp 1,1 jutaan, belum lagi ditambah dengan biaya parkir yang mahal.

Andre menjelaskan, parkiran di Jepang kisarannya mulai dari 600 hingga 700 Yen bila dikonversi ke rupiah, per jamnya harus membayar parkir mobil sekitar Rp 70.000 sampai Rp 85.000-an, tinggal dikalikan dengan jam kerjanya saja.

"Untuk bensin itu per liter sekitar 150 Yen, kalau dikali-kali dengan pengeluaran semua memang tinggi untuk pakai mobil pribadi sehari-hari. Jadi kebanyakan, orang Jepang simpan mobil di rumah, lalu pergi kantor pakai kereta saja," kata Andre.

(Baca Juga: Tampil Bagus di F1 Jepang, Tim Renault Malah Didiskualifikasi)

Tidak hanya itu, biaya kepemilikan mobil juga tak kalah mahal  sob.

Andre mengatakan, setiap masyarakat Jepang yang punya mobil wajib melakukan inspeksi kendaraan tiga tahun sekali ke bengkel-bengkel resmi.

Hal ini dilakukan untuk mengecek dan memastikan bila semua komponen mobil masih layak digunakan.

Pilot/GridOto
Mobil di Jepang memiliki empat warna plat nomor berbeda sesuai fungsi

Ongkos biaya perawatan atau pengecekan tersebut juga tidak murah, minimal harus merogoh sekitar 3.000 Yen atau sekitar Rp 3,8 jutaan di luar dari adanya pergantian komponen bila diperlukan.

"Setelah dicek nanti di mobil akan ditempel stiker, biasanya warna biru kecil di bagian kaca. Habis inspeksi tiga tahunan itu harga mobil juga langsung jatuh, inspeksi ini juga wajib dilakukan untuk yang beli mobil bekas, jadi semua wajib," ujar Andre.

"Kalau tidak ada inspeksi, lalu bila kecelakaan ketahuan ada komponen yang belum diganti itu pengemudi bisa disalahkan, jadi memang cukup ketat di sini (Jepang)," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Beratnya Biaya Pemakaian Mobil Pribadi di Jepang