Heboh Kasus Penyalahgunaan Ambulans Berisi Batu, Ini Kronologinya!

Gayuh Satriyo Wibowo - Sabtu, 25 Mei 2019 | 16:42 WIB

Ilustrasi mobil ambulans (Gayuh Satriyo Wibowo - )

GridOto.com - Yayan Hendrayana alias Yayan, supir dari ambulans yang membawa batu saat unjuk rasa di depan bawaslu, hanya tertunduk lesu saat dihadirkan di konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Yayan yang mengenakan baju berwarna oranye dari Direktorat Tahanan dan Bukti tak berbicara.

Pria berkumis ini hanya berdiri sembari tangan kanan menggenggam erat tangan kirinya saat mendengarkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Pol) Argo Yuwono menerangkan kronologi kasus di hadapan awak media.

Dilansir dari Tribunnews.com, Yayan mengaku hanya menjalankan instruksi dari Dewan Pengurus Cabang salah satu partai politik di Tasikmalaya untuk membawa mobil ambulans warna putih berlambang sebuah partai dengan logo burung garuda itu.

"Saya disuruh DPC," kata Yayan seraya berjalan menuju mobil tahanan.

(Baca Juga: Polisi Temukan Ambulans Isi Batu saat Kerusuhan di Tanah Abang, Gimana Ceritanya?)

Yayan tidak sendiri, Ia ditangkap bersama Obby Nugraha alias Obby, Iskandar Hamid, Syamrosa, dan Surya Gemara Cibro terkait temuan batu-batuan di ambulans tersebut saat kerusuhan 22 Mei di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

"Bertiga menggunakan mobil ambulans berangkat ke Jakarta karena ada instruksi sesuai keterangan tersangka diperintahkan untuk berangkat ke Jakarta," kata Argo.

Ambulans berangkat dari Tasikmalaya, pada Selasa (21/5) pukul 20.00 WIB.

Saat itu, mobil dikemudikan tersangka Yayan bersama Iskandar Hamid (Sekretaris DPC partai tersebut) dan Obby Nugraha (Wakil Sekretaris DPC partai itu di Tasikmalaya) yang menjadi penumpang.

Tersangka ambulans pembawa batu bersama barang bukti diamankan Polisi

Sampai di Jakarta, di kawasan HOS Tjokroaminoto, dua orang asal Riau, Hendrik Syamrosa dan Surya Gemara Cibro, menumpang di ambulans.

"Setelah kami cek ternyata simpatisan, dia bukan pengurus tapi simpatisan," imbuh Argo.

Pukul 04.00 WIB rombongan tersebut lanjut menuju gedung Bawaslu untuk menghampiri massa aksi.

"Sekitar jam 04.00 WIB terjadi lemparan-lemparan antara petugas dengan pengunjuk rasa. Ada lemparan-lemparan kemudian ada saksi yang melihat batu diambil dari mobil tersebut. Kemudian tim menyisir dan menemukan mobil itu dan dibawa ke Polda," tutur Argo.

Anehnya untuk sebuah mobil ambulans tidak ditemukan perlengkapan medis maupun obat-obatan di mobil tersebut, tukas Argo.

(Baca Juga: Mobil Rusak Karena Kerusuhan Bisa Diklaim Asuransi. Ini Syaratnya)

Sampai saat ini pelaku belum memberikan keterangan asal batu tersebut dan siapa yang memerintahkan, ujar Kanit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Malvino Edward Yusticia .

"Mereka berlima mengaku tidak tahu asal batu itu dari mana. Makanya itu yang sedang kita dalami," kata Malvino.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ambulans dikirim ke Jakarta atas instruksi DPP salah satu partai politik dengan logo garuda berwarna emas.

Akan hal itu, pihak kepolisian akan mendalaminya dengan memintai keterangan dari pihak DPP partai tersebut dan pihak perusahaan PT Arsari Pratama sebagai pemilik kendaraan terdaftar dari mobil ambulans tersebut.

"Pasti itu (kita mintai keterangan)," ucap Malvino.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Pengakuan Sopir Ambulans Gerindra yang Bawa Batu: Saya Belum Dibayar".