Hasil Tes Lengkap Honda Brio RS CVT. Paling Mewah, Asyik Dari Lahir

Trybowo Laksono - Kamis, 14 Februari 2019 | 07:00 WIB

Honda Brio RS CVT (Trybowo Laksono - )

GridOto.com –  Setelah melakukan tes lengkap Brio Satya, kini giliran Brio RS CVT yang kami garap.

Memakai transmisi CVT, Brio RS CVT menjadi produk Brio paling mahal yang ditawarkan Honda saat ini.

Di sekitaran Jabodetabek ia dilego Rp 191 juta, dan itu termasuk mahal untuk ukuran mobil yang punya hubungan platform dengan transporter subsidi – LCGC (Brio Satya).

Tapi dengan harga yang nyaris Rp 200 juta, apakah ia memberi nilai yang setimpal?

Roro Aveline
Perubahan besar ada pada bentuk bagian belakang


Secara desain, ia jelas memberi impresi lebih dengan trim RS-nya.

Bentuk wajah mungkin sama dengan punya Satya, namun pada RS, ia dikasih gril berwarna hitam yang menunjang paras sportinya.

Tak lupa emblem ‘RS’ yang memisahkan kastanya dari varian dibawahnya.

Di samping, perbedaan paling mencolok adalah roda yang menggunakan pelek 15 inci, bukan 14 inci seperti yang diterima Satya E dan Satya S.

Bagian sisi ini masih ditambah side spoiler dan rumah spion electric retractable yang dilengkapi sein LED.

Roro Aveline
Roda Brio RS dengan ban profil tipis

Pelek itu berwarna ganda (duo tone), dibalut ban profil tipis 185/55 R15, Anda yang suka tampilan agresif rasanya akan senang dengan kaki-kaki Brio RS ini.

Atapnya dilabur warna hitam yang jelas tidak sewarna bodi.

Sementara di belakang, ada tambahan diffuser di bagian bawah bumper lalu spoiler yang bentuknya lebih agresif dari punya Brio Satya.

Beralih ke interior, warna orange tak hanya ada di jahitan bangku (orange stich), tapi juga di garis-garis yang ada di dasbor, door trim dan instrumen spidometer.

Roro Aveline
Ada logo 'RS' di panel instrumen


Oh ya, penggunaan plafon hitam yang senada dengan jok menambah sangar aura interiornya.

Jujur, kami lebih suka berada di kabin RS yang gelap namun elegan dibanding kabin Satya yang terang, roomy, namun terkesan murah.

Kepraktisannya sama saja dengan Satya, cup holder total ada 6, kompartemen terbuka di tengah ada 2, glove box, hingga doortrim tidaklah spesial untuk ukuran mobil di kelas ini.

Asyiknya, headrest jok depan terpisah dari sandaran sehingga memudahkan pengaturan sesuai postur pengemudi dan penumpang.


Tentang akomodasi, Brio yang kini lebih besar dari sebelumnya punya dampak positif terhadap kelegaan kabin.

Setelah jok depan diset untuk tester bertinggi badan 170 cm, saat duduk di jok belakang masih tersisa 10 jari untuk legroom dan 4 jari untuk headroom.

Benar, jauh dari kata sempit.

Lalu di bagasi, penambahan volume 84 liter menjadi 258 liter membuat Brio RS kini semakin lega untuk membawa lebih banyak barang.

Roro Aveline
Akomodasi kini lebih lega

Jika ingin lebih, tarik tuas yang ada di kedua sisi sandaran jok belakang, maka sandaran akan terlipat dan menambah kapasitas kargo.



Bagaimana dengan fitur? Sebagai flagship, tentu pertanyaannya adalah selengkap apa fasilitas yang ditawarkan?

Brio RS CVT punya head unit touchscreen 6,1 inci.

Layarnya bukan yang paling responsif yang pernah kami coba, tapi setidaknya tidak terlalu lemot hingga sampai mengganggu.

Ia punya koneksi Bluetooth, AUX-In, dan USB.

Roro Aveline
Head unit Brio berukuran layar 6,1 inci


Pun bisa memutar CD/DVD, punya sambungan telefoni, dan kompatibel dengan iPhone & iPod.

Selain itu, Brio RS juga punya AC digital, tweeter speaker, audio steering switch, ECO indicator, pretensioner seatbelt, 2 buah airbags, hingga sistem keamanan immobilizer nan menenangkan.



Brio RS CVT menghela mesin yang sama dengan saudaranya Brio Satya.

Kenyataannya, mesin ini sama persis dengan Brio generasi sebelumnya yakni unit L12B berkapasitas 1.199 cc 4 silinder i-VTEC.

Tenaganya 90 dk dengan padanan torsi 110 Nm yang sudah melecut sejak 4.800 rpm.

Dipadu transmisi CVT yang disalurkan ke roda depan, Brio RS CVT berakselerasi 0-100 km/jam dalam 12 detik.

Trybowo Laksono
Mesin bertenaga dengan teknologi i-VTEC

Meski kencang untuk ukuran mobil kompak, tapi sebenarnya ia lebih pelan 0,2 detik dari Brio RS generasi sebelumnya.

Lalu di tes efisiensi BBM, di rute Dalam Kota ia mencetak 16,2 km/l sedangkan di rute Tol ia meraih 20 km/l.

Sebetulnya performa bukanlah perhatian utama kami karena toh Brio sudah memenuhi ekspekstasi dengan akselerasi dan efisiensi BBM-nya.

Lebih menarik adalah keasyikan berkendaranya karena Brio RS dibekali suspensi lebih sporti yang beda dari Brio Satya.

Memang sedikit lebih keras, tapi dari hasil tes kami,  formula itu membuat handling Brio yang sudah tajam menjadi kian akurat.

Roro Aveline
Handling lebih baik dengan set suspensi khusus RS



Dibanding beberapa compact car lain semisal Suzuki Ignis, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, hingga Datsun Cross, pengendalian Brio ini terasa lebih baik.

Mudah sekali buat Brio untuk meliuk di antara kun saat kami tes slalom.

Body roll memang masih ada, tapi dibanding Ignis, Agya, Ayla dan Cross, karakter manuver Brio RS ini lebih tenang.

Tak hanya soal handling, fun to drive Brio RS juga disokong oleh kinerja transmisi CVT yang sangat responsif.
Roro Aveline
Transmisi otomatis CVT nan responsif

Biasanya transmisi CVT identik dengan kehalusan transfer tenaga-dan menomorduakan respons penghantaran tenaga, tapi, CVT Brio ini mampu seresponsif itu ketika kami menekan pedal gas tiba-tiba.

Kondisi ini sangat menguntungkan terutama ketika hendak menyalip atau sekadar merasakan impresi tenaga besar mesinnya.

Sayang dengung roda dengan aspal masih terdengar jelas meski sudah lebih baik dari sebelumnya.

Ini problem khas Honda, yang sepertinya masih dialami Brio.

Untunglah Brio yang sekarang lebih besar, punya ayunan suspensi yang lebih empuk.

Melintas polisi tidur atau jalan keriting, guncangannya tidak seaktif dulu yang bodinya masih pendek.
Roro Aveline
Brio RS yang lebih dewasa namun tetap sporti

Karakternya kini lebih tenang saat melaju di jalan berpermukaan kasar.

Artinya, selain tampilan yang kini lebih sporti, Brio RS mampu mempertahankan kegesitan dan keasyikan berkendaranya tanpa mengorbankan kenyamanan.

Bahkan, ada bonus tambahan yakni akomodasi yang lebih baik berkat tubuh yang lebih besar.


Pertanyaannya, apakah segala kelebihan itu layak ditebus dengan nominal nyaris Rp 200 juta?

Sepertinya jalan Brio RS tidak semudah itu karena di kubu Daihatsu ada Sirion yang punya harga Rp 198,1 juta (Daihatsu Sirion AT).

Selisihnya tipis, tak lebih dari Rp 10 juta antara Brio RS CVT dengan Daihatsu Sirion AT yang sama-sama flagship.

Masalah buat Brio RS CVT adalah, Sirion tidak punya akar ‘mobil murah’ karena tugas LCGC Daihatsu diemban oleh Ayla.

Roro Aveline
Brio RS punya bodi serupa dengan Brio Satya yang LCGC


Sehingga secara gengsi Sirion lebih baik.

Tak hanya itu, secara produk pun Sirion punya mesin lebih bertenaga hasil dari kapasitas lebih besar (1.329 cc).

Keunggulan lain? Sirion punya 4 buah airbags, akomodasi lebih lega, dan tampang yang terkesan lebih mahal dan fresh.

So, mana yang lebih menarik buat Anda?

Video tes lengkap Honda Brio RS CVT, klik di sini: