Blak-blakan Roy Arman Arfandy: Mazda Terpaksa Tinggalkan Segmen MPV, Apa Alasannya?

Dio Dananjaya - Senin, 4 Februari 2019 | 09:55 WIB

Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT Eurokars Motor Indonesia (Dio Dananjaya - )

GridOto.com – Fokus di segmen SUV pada tahun 2018 lalu, membuat pamor Mazda di Indonesia meningkat.

Line-up SUV Mazda pun bertambah dan strategi ini tampaknya masih terus dipakai di 2019.

Padahal kalau bicara pasar terbesar, khususnya di Indonesia, MPV masih jadi pilihan utama.

Tapi kenapa Mazda malah menghentikan penjualan Biante atau VX-1, meski penjualannya lumayan?

(Baca Juga : Blak-blakan Roy Arman Arfandy: Ini Alasan Eurokars Ditunjuk Sebagai APM Mazda di Indonesia )

“Alasannya karena kami terpaksa harus mengacu kepada arahan dari Mazda Jepang,” buka Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT Eurokars Motor Indonesia.

Menurutnya, pihak prinsipal memang lebih fokus kepada mobil-mobil di segmen SUV maupun sedan.

“Kenapa mereka fokus ke sana dan seolah-olah meninggalkan market MPV? Karena secara global pangsa pasar sedan dan SUV itu besar sekali, mencapai puluhan persen market sharenya,” jelas Roy.

Sementara segmen MPV secara global pasarnya lebih kecil, hanya di Indonesia MPV punya market share yang besar.

(Baca Juga : Blak-blakan Eddie Salim: Kandungan Emas Kaca Film V-Kool Ada Sejak 1995, Ternyata Bukan Cuma Itu yang Bikin Mahal)

“Kami sebagai distributor resmi tentu mengikuti arahan dari pusat. Masukan tentu ada, tapi karena market kami masih kecil dibandingkan dengan market global, ya kami harus mengalah,” ungkapnya.

Untuk diketahui, menurut Roy, Mazda di Singapura lebih banyak menjual tipe sedan ketimbang MPV.

“Kalau di dunia sebetulnya market sedan lebih besar daripada MPV. Di Singapura, Mazda3 Sedan dan Mazda6 Sedan jadi mobil paling laris. SUV malah enggak banyak,” tutupnya.