Sejarah Jalan Tol Jagorawi, Pernah Dianggap Mengganggu dan Tiru Pajak Kuno Kolonial

Iday - Jumat, 25 Mei 2018 | 18:32 WIB

Jalan tol pertama di Indonesia, tol Jagorawi di awal pembuatannya menelan biaya Rp 400 ribu/kilometer, mahal untuk Indonesia saat itu (Iday - )

Selain itu, DPRDS menganggap, penarikan tarif tol seperti meminta pajak kuno/kolonial. 

Pada 1970, kondisi lalu lintas di Jakarta macet karena semakin bertambahnya jumlah kendaraan.

Pada tahun itu, tercatat ada 222.000 kendaraan.

Usulan Sudiro untuk membangun jalan tol akhirnya dipertimbangkan.

Menteri PUT Sutami, pada 9 Januari 1970, mengusulkan pembangunan Djakarta By Pass dari Cililitan-Ciawi sepanjang 50 kilometer kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka.

(BACA JUGA: Penting! Ini Teknik Melewati Tol Fungsional Saat Mudik Lebaran)

Pada 1973, pemerintah memulai proyek jalan tol pertama yang menghubungkan Jakarta-Bogor-Ciawi yang dikenal dengan singkatan Jagorawi. Proyek ini menghabiskan dana sekitar Rp 16 miliar.

Harian Kompas, 28 September 1973, memberitakan, Jagorawi memiliki panjang 52 kilometer dengan enam lajur dan akan selesai pada 1978.

Pembangunan Jagorawi melibatkan bantuan pihak asing.

Jalan ini menghubungkan antara Jakarta, Cibubur, Citeureup, Bogor, serta Ciawi.